astakom, Jakarta — Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamenekraf), Irene Umar menegaskan dukungan penuh terhadap gelaran PICA FEST, yang dinilai mampu menjadi penggerak ekonomi kreatif dari akar rumput.
Dukungan ini disampaikan Irene saat menerima audiensi panitia PICA FEST di Gedung Film Pesona Indonesia, pada Rabu (14/5) kemarin.
Baca juga
“Kementerian Ekonomi Kreatif ingin mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif yang dimulai dari daerah. Dengan kekuatan ekosistem dan kehadiran festival untuk UMKM lokal seperti PICA FEST, maka apa yang dilakukan sudah selaras untuk memajukan industri kreatif di Bali,” ujar Irene dalam siaran pers yang diterima astakom.com, Kamis (15/5).
PICA FEST sendiri merupakan festival yang telah eksis sejak 2014 dan konsisten menjadi wadah ekspresi serta inkubator bagi pelaku industri fesyen dan komunitas kreatif lokal. Festival ini memadukan clothing expo, pertunjukan musik, hingga aktivitas komunitas dalam satu kemasan.
Untuk tahun 2025, PICA FEST dijadwalkan berlangsung selama empat hari berturut-turut, mulai 24 hingga 27 Juli 2025, di Lapangan Niti Mandala, Denpasar.
Lebih jauh, Irene menekankan pentingnya pengelolaan Hak Kekayaan Intelektual (HaKI) demi meningkatkan daya saing dan menarik dukungan sponsor.
“Demi menarik lebih banyak sponsor dan pengunjung, Hak Kekayaan Intelektual (HaKI) juga harus segera diurus agar bantu tingkatkan nilai merek suatu event,” imbuhnya.
Ia juga menyebut PICA FEST sebagai contoh ideal event yang menggabungkan kolaborasi, inovasi, serta pemberdayaan ekonomi masyarakat. Namun demikian, ia menyoroti perlunya pendataan yang terintegrasi terhadap festival-festival serupa di berbagai daerah.
“Banyak festival yang bertebaran di berbagai daerah, tetapi kita tak punya data-data yang terintegrasi. Sepertinya kita harus bikin mapping seperti apa pengelolaan bisnis dalam event atau festival termasuk tipikal demografis pengunjung atau pengisi acaranya,” ujar Irene.
“Selain itu, harus ada konsolidasi untuk melihat potensi dari masing-masing festival tiap kota,” tambahnya.
Di sisi lain, Ketua Panitia PICA FEST 2025, I Gede Andika Paramartha, menjelaskan bahwa festival ini tumbuh secara organik bersama perkembangan jenama lokal Bali. Ia mencatat, penyelenggaraan tahun lalu berhasil menarik hingga 20 ribu pengunjung setiap harinya.
“PICA FEST merupakan festival clothing and music yang merangkul anak-anak muda, termasuk komunitas. Kami menggandeng beberapa komunitas dan memfasilitasi mereka di sana contohnya komunitas hewan reptil yang membuat seperti mini zoo dan banyak komunitas kreatif lain seperti e-sports, running, atau pencinta lingkungan,” tuturnya.
Andika berharap, dukungan konkret dari pemerintah pusat bisa membawa PICA FEST masuk ke dalam kalender event nasional. Ia juga mendorong agar Kementerian Ekonomi Kreatif berperan lebih aktif dalam promosi dan dukungan terhadap event ini.
“Harapannya, Kementerian Ekonomi Kreatif juga turut menjadi sponsor atau memperkenalkan acara kami ke brand-brand lokal sehingga PICA FEST makin dikenal dan jadi bisa masuk kalender event nasional,” tutupnya.