astakom, Jakarta – Ketua Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI, Mardani Ali Sera berkomentar terkait narasi negatif di publik soal pidato yang disampaikan Ketua DPR RI Puan Maharani dan Presiden RI Prabowo Subianto terkait isu Palestina.
Dia menegaskan, bahwa tidak ada pertentangan konteks pidato yang disampaikan oleh Puan dan Prabowo dalam pembukaan The 19th Session of the Conference of the Parliamentary Union of OIC Member States (PUIC) di Jakarta, pada Rabu (14/5) kemarin.
Baca juga
Dia menekankan, Puan menyerukan penolakan relokasi warga Palestina. Sementara Prabowo berinisiatif untuk merawat warga Gaza yang menjadi korban luka agresi Israel.
“Sebetulnya tidak ada yang bertolak belakang, ajakan Mbak Puan untuk masyarakat menolak relokasi. Yang diusulkan Presiden Prabowo adalah merawat mereka yang luka,” ujar Mardani dalam keterangan tertulis, dikutip astakom.com, Kamis (15/5).
Ia menyoroti kondisi kemanusiaan yang sangat memprihatinkan di Gaza. Data terakhir menunjukkan, bahwa lebih dari 50.000 warga meninggal dunia dan lebih dari 200.000 mengalami luka-luka akibat serangan militer Israel.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menuturkan, banyak dari korban luka tersebut tidak mendapatkan perawatan yang layak karena fasilitas medis yang sangat terbatas.
“Kemarin kami juga bertemu dengan Bulan Sabit Merah Indonesia. Di rumah sakit sekecil rumah sakit kecamatan, bisa lebih dari 1.000 operasi per hari. Bayangkan betapa tidak tertanganinya situasi ini,” jelasnya.
Menurut Mardani, inisiatif Presiden Prabowo untuk merawat korban luka adalah bentuk tanggung jawab kemanusiaan, bukan relokasi atau pemindahan penduduk secara paksa.
“Nah itu banyak yang tidak saya tak tertangani yang tidak tertangani itu yang oleh presiden Prabowo akan diurus. jadi tidak bertentangan pernyataan Mbak Puan dengan pernyataan Pak Prabowo, justru saling melengkapi,” tegasnya.