astakom, Jakarta – Teknologi pertanian terus mengalami perkembangan di masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Terbaru, Kementerian Pertanian (Kementan) dan Institut Pertanian Bogor (IPB) memperkenalkan teknologi Automatic Weather System (AWS).
Pengenalan teknologi AWS yang telah dipasang di lebih dari 80 titik di seluruh Indonesia ini bertepatan dengan peluncuran benih padi varietas unggul baru (VUB) hasil riset IPB di Kampus Dramaga, Bogor, pada Rabu (14/5) kemarin.
Baca juga
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) RI, Sudaryono menjelaskan, bahwa sektor pertanian erat hubungannya dengan permasalahan iklim dan cuaca. Dengan adanya teknologi AWS ini, lanjutnya, petani dapat petani mengakses informasi cuaca secara akurat hingga radius 20 kilometer.
Informasi akurat dengan berbasis data ini dapat digunakan oleh para petani di Indonesia sebagai dasar untuk pengambilan keputusan pertanian, mulai dari masa tanam hingga panen.
“Jadi bagaimana membaca cuaca ini menjadi penting, tidak lagi pake katanya atau tidak lagi lihat awan kemudian melakukan tindakan,tapi berdasarkan analisa cuaca, berbasis data yang akurat,” ujar Wamentan Sudaryono dalam siaran pers yang dikutip astakom.com, Kamis (15/5).
Pemerintah, lanjut Wamentan, juga tengah mengembangkan sistem kecerdasan buatan (AI) untuk sektor pertanian. Sistem ini nantinya akan mengintegrasikan data cuaca, jenis benih, kontur dan kondisi tanah, irigasi, jadwal tanam-panen, hingga informasi alat dan mesin pertanian.
Semua informasi ini akan diolah dengan menggunakan sistem AI, sehingga ke depan hasilnya dapat digunakan untuk memberikan rekomendasi tepat guna bagi para petani.
“Sistem AWS ini nanti dimasukkan, outputnya nanti yang mahal, outputnya adalah rekomendasi untuk petani, nanamnya kapan, jumlahnya berapa, jenis padinya yang sesuai di tanah yang akan ditanami, nanti disitu ada alsintannya, kita masukkan semua. Nah inovasi ini sedang kami bangun,” tutur pria yang akrab disapa Mas Dar tersebut.
“Jadi lebih baik ini kita kerjakan sekarang daripada kita kerjakan kapan-kapan kan,” tambah Mas Dar menegaskan.
Rektor IPB Arif Satria menambahkan, bahwa pihaknya sudah mengembangkan antrak robot cerdas berbasis AI yakni untuk mendeteksi penyakit antraknosa pada cabai. Teknologi ini diharapkan dapat membantu petani mengantisipasi serangan penyakit sejak dini secara efisien.
“Untuk cabai, karena cabai ini sekarang produk yang rentan inflasi, maka sangat penting untuk bisa ditingkatkan kualitas produksinya,” ujar Arif.