Selasa, 1 Jul 2025
Selasa, 1 Juli 2025

Pantau Kesehatan Jemaah Haji Real-Time, Kemenkes Siapkan Sistem ‘Satu Data’

astakom, Jakarta — Ibadah haji bukan hanya soal spiritual, tapi juga ujian fisik. Untuk memastikan jemaah tetap sehat selama di Tanah Suci, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kini mengandalkan sistem satu data kesehatan sebagai senjata utama dalam layanan medis haji 1446 H/2025 M.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, Liliek Marhaendro Susilo mengatakan, sistem satu data ini menjadi tulang punggung pemantauan kesehatan jemaah sejak dari embarkasi hingga saat berada di Arab Saudi.

“Dengan satu data kesehatan, kami bisa memantau kondisi jemaah secara real-time, sejak dari embarkasi hingga di Arab Saudi,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, seperti dikutip astakom.com, Rabu (14/5).

Dia menuturkan, bahwa sistem satu data ini merupakan bagian dari transformasi layanan haji yang lebih adaptif, responsif, dan personal, dimana satu data ini berisi rekam medis lengkap jemaah, termasuk komorbid, hasil pemeriksaan, hingga intervensi medis yang pernah diberikan.

Data tersebut terhubung antar petugas kesehatan di berbagai level, mulai dari kloter, sektor, hingga Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI).

“Melalui data ini, kami bisa menentukan siapa yang butuh pemantauan ketat, siapa yang harus dibatasi aktivitasnya, bahkan siapa yang harus segera dirujuk ke fasilitas layanan lebih lanjut,” jelas Liliek.

Tak hanya untuk tindakan cepat, data ini juga dipakai sebagai dasar edukasi. Pendekatan kesehatan dilakukan sesuai kondisi masing-masing jemaah, termasuk lansia dan penderita penyakit kronis.

“Tidak semua jemaah punya risiko yang sama. Dengan satu data, kami bisa memberikan pendekatan yang berbeda antara jemaah sehat, komorbid, atau lansia,” tambahnya.

Adapun saat ini, kondisi kesehatan jemaah Indonesia masih relatif stabil. Namun, Liliek mengingatkan bahwa puncak ibadah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) akan menjadi tantangan berat secara fisik dan mental.

“Layanan kesehatan kami siaga 24 jam. Petugas di kloter, sektor, hingga KKHI sudah dibekali data dan peta risiko jemaah. Jadi semua tindakan lebih terukur dan cepat,” ujarnya.

Di sisi pencegahan, pemerintah juga memastikan seluruh jemaah telah divaksin meningitis dan polio. Sebanyak 203.410 dosis vaksin polio dan 211.751 dosis vaksin meningitis sudah disiapkan.

“Vaksin polio tetap wajib sebagaimana ditegaskan Menteri Kesehatan Arab Saudi saat berkunjung ke Indonesia,” katanya.

Dengan sistem yang solid dan kesiapan petugas di lapangan, Kemenkes berharap seluruh jemaah bisa menjalankan ibadah dengan aman dan khusyuk.

“Satu data bukan sekadar sistem. Ini adalah ikhtiar negara untuk menjaga keselamatan setiap jemaah,” pungkas Liliek.

Rubrik Sama :

Puspenkum Kejagung Gelar ‘Coaching Clinic’ KUHP, Wartawan Wajib Pahami Delik Pers

Dalam upaya memperkuat pemahaman wartawan terhadap aturan hukum terbaru, Pusat Penerangan Hukum (Puspenkum) Kejaksaan Agung bekerja sama dengan Forum Wartawan Kejaksaan Agung (Forwaka) menggelar kegiatan Coaching Clinic Hukum untuk Jurnalis bertajuk Memahami Delik Pers dalam KUHP Baru.

Gagahnya Prabowo di Atas Kendaraan Buatan Anak Bangsa Saat Pimpin HUT Bhayangkara ke-79

astakom, Jakarta - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto tampil gagah saat berdiri di kendaraan Maung tipe MV3 Garuda Limousine dalam rangka menghadiri perayaan Hari...

DPR Sebut Dorongan Kerja ke Luar Negeri Bukan Solusi, Tapi Jalan Pintas

Anggota Komisi IX DPR RI, Nurhadi menyayangkan sikap Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding yang mendorong masyarakat untuk bekerja di luar negeri.

Momen Pasukan Polisi Cilik Sambut Prabowo di HUT ke-79 Bhayangkara

astakom, Jakarta - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto terkesima saat menerima rangkaian bunga dari pasukan Polisi Cilik Tunas Bhayangkara dalam momen Upacara Peringatan ke-79...
Cover Majalah

Update