astakom, Waganingen – Dalam upaya memperkuat ketahanan pangan nasional, Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin melakukan kunjungan strategis ke Wageningen University & Research (WUR) di Belanda, Kamis (8/5).
Kunjungan ini menjadi tonggak penting bagi Indonesia dalam menjajaki peluang kolaborasi riset pertanian internasional, khususnya terkait realisasi program sawah 1 juta hektar di Wanam, Papua.
Baca juga
WUR dikenal sebagai salah satu universitas terbaik di dunia dalam bidang pertanian, lingkungan, dan nutrisi.
Dalam pertemuan tersebut, Menhan Sjafrie dan jajaran WUR membahas bentuk kerja sama konkret dalam riset berkelanjutan untuk mendukung program kesejahteraan pangan nasional yang menjadi prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Menhan menyampaikan harapannya agar kolaborasi ini segera diwujudkan melalui sinergi antara WUR, Agrinas, dan universitas-universitas lokal seperti Universitas Cenderawasih, serta Kementerian Pertahanan RI.
“Keberhasilan program ini adalah harapan besar Presiden Prabowo dalam menciptakan sejarah untuk menurunkan harga beras serta memperkuat ketahanan pangan Indonesia,” ujar Sjafrie dalam kunjungannya.
Dalam lawatan tersebut, delegasi Indonesia juga meninjau Dutch Plant Eco-phenotyping Center (NPEC), sebuah fasilitas riset canggih yang memainkan peran kunci dalam inovasi pertanian berkelanjutan berbasis teknologi tinggi.
Melalui pengamatan langsung ke NPEC, Menhan ingin memastikan bahwa Indonesia juga dapat mengadaptasi teknologi pertanian presisi yang mampu meningkatkan produktivitas pangan secara masif.
Menhan menegaskan pentingnya tindakan nyata di lapangan, bukan hanya dalam bentuk diskusi dan konsep di atas kertas.
Ia mendorong agar para peneliti WUR segera melakukan aksi kolaboratif di Papua, memanfaatkan potensi alam dan sumber daya manusia lokal untuk mendukung visi besar ketahanan pangan nasional.
Sebagai pusat akademik dan riset pertanian global, WUR memiliki rekam jejak kuat dalam pengembangan solusi berkelanjutan di bidang agrikultur, termasuk nutrisi dan teknologi pangan.
Kerja sama ini membuka jalan bagi transfer ilmu dan teknologi pertanian terkini ke Indonesia, khususnya di wilayah timur yang kaya potensi namun masih memerlukan dukungan infrastruktur dan inovasi.
Dengan kunjungan ini, Menhan Sjafrie sekaligus mempertegas bahwa isu ketahanan pangan adalah bagian tak terpisahkan dari pertahanan nasional, dan membutuhkan pendekatan multidimensi yang melibatkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kolaborasi lintas negara.