astakom, Osaka – Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi menegaskan, Indonesia berpeluang menjadi pasar strategis untuk sektor bisnis halal.
Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam agenda Bank Indonesia Week, Paviliun Indonesia di World Expo 2025 Osaka, bertajuk ’Sustainable Lifestyle and Products: Indonesia’s Commitment to a Green and Ethical Future’, di Osaka, Selasa (13/5).
Baca juga
“Indonesia lebih dari siap menjadi pusat global untuk gaya hidup halal dan produk berkelanjutan,” tegas Heri, seperti dikutip astakom.com dari siaran pers Bappenas, Rabu (14/5).
Heri menyatakan, populasi Indonesia sekarang 283 juta dan sekitar 83 persen adalah muslim. Tambah lagi, Indonesia kini sedang membangun ekosistem yang menggabungkan prinsip halal dan keberlanjutan.
”Visi kami jelas, halal bukan hanya label, tetapi gaya hidup yang etis, inklusif, dan relevan secara global,” imbuh Heri.
Selanjutnya, Heri menyebutkan bahwa data Laporan Japan External Trade Organization (JETRO) pada 2023 menunjukkan lebih dari 25 persen eksportir makanan Jepang mulai merambah pasar halal.
Jumlah restoran bersertifikat halal di Jepang, menurut Heri, kini mencapai 500 restoran atau meningkat tiga kali lipat dalam lima tahun terakhir, serta 107.000 dari 500.000 muslim di Jepang adalah warga negara Indonesia.
”Selama Expo 2025 Osaka ini, kami hadir dengan beragam produk bersertifikat halal yang siap diekspor dengan standar tinggi dan pelaku UMKM yang kompetitif dan berkomitmen terhadap keberlanjutan,” jelas Duta Besar Heri.
Sementara itu, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti menjelaskan, Bank Indonesia berkomitmen membuka ruang kolaborasi untuk memfasilitasi produk halal asal Indonesia agar dapat masuk ke rantai pasok global.
Bank Indonesia melibatkan sekitar 50 UMKM binaan untuk menampilkan berbagai produk unggulan dari seluruh daerah di nusantara.
”Indonesia memiliki lebih dari 60 juta UMKM, maka kami perlu dukungan dan kolaborasi seperti yang saat ini kita lakukan. Kami memberikan ruang bagi UMKM untuk berkembang. Kami berikan dukungan dengan inovasi digital dan sistem pembayaran, serta penguatan branding,” jelas Deputi Destry.
Sesi forum bisnis ditutup dengan diskusi panel bertajuk Scaling Halal Lifestyle and Sustainable Products: Unlocking Opportunities in the Global Market yang mengangkat studi kasus tentang kolaborasi teknologi Jepang dengan produk UMKM Indonesia.
Diskusi ini menyimpulkan bahwa dengan memadukan tradisi dan inovasi, serta mengintegrasikan nilai-nilai etis dan prinsip keberlanjutan, UMKM Indonesia memiliki peluang yang kuat untuk tumbuh dan bersaing di pasar global.
“Paviliun Indonesia menjadi lokasi pertemuan potensi nasional dan mitra internasional. Kami berharap forum ini dapat mendorong langkah-langkah nyata menjadikan Indonesia sebagai pusat halal global untuk mendukung transformasi ekonomi yang tangguh dan berkelanjutan,” pungkas Direktur Paviliun Indonesia Rosy Wediawaty.