astakom, Jakarta – Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan bahwa Candi Borobudur bukan hanya warisan budaya, tetapi harus dikembangkan sebagai pusat spiritualitas dan kebudayaan dunia. Hal itu disampaikannya saat meninjau langsung persiapan perayaan Hari Raya Waisak 2025 di Kawasan Candi Borobudur, Senin (12/5).
Dalam kunjungan tersebut, Fadli yang didampingi Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Irine Umar, Direktur Utama InJourney Maya Watono, Dirjen Bimas Buddha Kemenag, dan jajaran Kementerian Kebudayaan, meninjau langsung area pelaksanaan perayaan Waisak sekaligus memberikan arahan kepada tim di lapangan.
Baca juga
Fadli meminta agar seluruh jajarannya di Kementerian Kebudayaan memastikan pengalaman terbaik bagi umat Buddha yang datang ke kawasan Candi Borobudur untuk beribadah.
“Umat Buddha yang hari ini mengunjungi Candi Borobudur, harus bisa mendapatkan pengalaman yang berkesan, khidmat, dan nyaman, selepas beribadah di candi Buddha terbesar di dunia tersebut,” ucapnya, seperti dikutip astakom.com di Jakarta.
Dalam sesi inspeksi, perwakilan dari InJourney Destination Management selaku pengelola wisata Candi turut memaparkan rencana pelaksanaan perayaan Waisak, termasuk momen sakral Detik–Detik Waisak yang akan berlangsung tepat pada pukul 23.55.29 WIB di Lapangan Kenari, Zona 1 Candi Borobudur.
Perayaan Waisak tahun ini digelar secara hybrid, yakni gabungan antara kegiatan langsung dan siaran daring melalui platform YouTube DPP WALUBI. Puluhan ribu umat Buddha dari dalam dan luar negeri diprediksi akan hadir, melanjutkan antusiasme tahun lalu yang mencatatkan 37.000 pengunjung.
Dalam wawancara dengan media, Fadli menegaskan arah baru pemanfaatan Candi Borobudur. Ia tak ingin Borobudur hanya sebagai sebuah warisan budaya saja, tetapi juga sebagai destinasi spiritual global.
“Melalui perayaan (Waisak) ini, Kementerian Kebudayaan ke depannya akan membahas berbagai upaya bersama untuk mendorong agar Borobudur menjadi pusat spiritualitas dan kebudayaan dunia. Serta destinasi pilgrimage umat Buddha dari seluruh dunia,” ungkapnya.
Ia juga kembali menekankan komitmen pemerintah dalam memajukan kebudayaan nasional dan melestarikan cagar budaya sebagai bagian dari pembangunan yang berkelanjutan, sesuai amanat Undang-Undang Pemajuan Kebudayaan Nomor 5 Tahun 2017.
“Komitmen ini bukan hanya tentang menjaga warisan masa lalu, tetapi juga menghadirkan manfaat nyata bagi kesejahteraan masyarakat hari ini dan masa depan. Tentunya dibutuhkan kolaborasi dan kerja sama seluruh pihak, baik pemerintah pusat maupun daerah dalam merealisasikan harapan ini sehingga dapat terwujud ekosistem yang tangguh dan berkelanjutan sehingga budaya dapat membawa dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat,” jelas Fadli.
Setelah meninjau lokasi utama perayaan, Fadli juga menyambangi area Museum Borobudur yang sedang dalam proses penataan. Ia menyampaikan masukan terkait konten kuratorial museum, terutama pentingnya mengangkat narasi relief yang ada di Candi Borobudur, termasuk instrumen musik tradisional yang tergambar dalam relief, agar bisa menjadi bagian dari edukasi budaya yang hidup dan mendalam bagi pengunjung.