astakom, Jakarta – Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO) Hasan Nasbi menyatakan, Presiden Prabowo Subianto memiliki pandangan visioner dalam merespon dinamika global.
Pandangan itu, menurut Hasan, termasuk dalam melihat potensi peperangan dan dampaknya terhadap ketahanan nasional Indonesia.
Baca juga
Dalam diskusi bertajuk “Ada Apa Dengan Prabowo” yang digelar di Menteng, Sabtu (10/5), Hasan juga menyebut Presiden Prabowo sebagai pemimpin yang memiliki konsistensi pemikiran, jauh sebelum ia menjabat sebagai kepala negara.
Gerakan Milenial Cinta Tanah Air di Jakarta, Sabtu, memaparkan sederet fakta yang menunjukkan konsistensi pemikiran dan arah kebijakan Presiden Prabowo, jauh sebelum ia menjabat sebagai kepala negara.
“Coba teman-teman, kita setback ke tahun 2019. Ketika masa kampanye, ketika debat, Pak Prabowo waktu itu bilang, kita sebagai sebuah bangsa, selalu harus siap dan waspada. Karena perang bisa terjadi kapan saja,” kata Hasan, seperti dikutip astakom.com dari Antara.
Namun saat itu, kata Hasan, peringatan tersebut belum sepenuhnya disadari oleh publik, termasuk dirinya yang sempat skeptis dengan pernyataan Presiden Prabowo.
Ia dan banyak orang termasuk pernah naif dan tidak percaya dengan prediksi yang disampaikan Prabowo tentang potensi perang tersebut. Bahkan, para ahli saat itu tidak percaya dengan pernyataan Prabowo.
“Dan apa yang diomongin Pak Prabowo mungkin itu jadi tertawaan saja. Tahun 2019 itu saya bukan ahli, tapi mungkin saya itu naif waktu itu, yang tidak percaya bahwa dunia itu akan berperang,” jelasnya.
Selang beberapa tahun kemudian, kekhawatiran Presiden menjadi nyata. Mulai dari invasi Rusia ke Ukraina pada 2022, yang hingga kini belum berakhir, disusul dengan konflik Gaza-Israel yang meletus pada Oktober 2023, dan bahkan eskalasi antara India dan Pakistan baru-baru ini.
Menurut Hasan, perang tersebut berdampak langsung pada kehidupan global, termasuk Indonesia. Gangguan distribusi barang seperti suku cadang mobil dan gandum mulai dirasakan.
“Ada perang di manapun itu, pasti dunia secara keseluruhan terganggu,” tegasnya.
Bagi Hasan, peningkatan ketegangan politik di kawasan yang lebih dekat ke Indonesia, juga memicu kekhawatiran yang semakin nyata.
Meskipun ada keyakinan bahwa ASEAN memiliki kearifan lokal yang mampu menjaga stabilitas regional—seperti yang pernah disampaikan oleh Diplomat dan Konsultan Geopolitik Singapura, Kishore Mahbubani.
“Tapi bara konflik global yang terus mendekat tetap menjadi ancaman serius,” kata Hasan menambahkan.