Astakom, Jakarta – Presiden Prabowo Subianto menyebut nama Naila dalam pidatonya pada acara Halalbihalal bersama purnawirawan TNI-Polri, di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (6/5).
Di hadapan para purnawirawan yang hadir, ia menunjuk tayangan gambar sosok bocah berseragam yang berada di depan sebuah rumah tak layak huni.
Baca juga
Salah satu contoh yang ditampilkan melalui tayangan gambar di podium itulah sosok seorang anak yang bernama Naila.
“Jadi, kalau Anda perhatikan, ini profil calon yang akan masuk jadi peserta didik, namanya Naila. Orang tuanya penghasilannya kurang dari 1 juta, padahal jumlah tanggungannya ada lima orang,” tutur Prabowo dalam pidatonya, seperti dikutip Astakom.com Sabtu (10/5).
Dalam tayangan itu, juga terdapat sejumlah anak usia pelajar yang berpose pada bangunan rumah yang semipermanen di lingkungan yang relatif kumuh.
Pidato Prabowo sore itu, berupa penjelasan tentang program Sekolah Rakyat yang rencananya akan bergulir mulai Juli 2025. Tahap pertama, tak kurang dari 53 unit sekolah akan diluncurkan pada ajaran baru 2025/2026.
Menurut Prabowo, Sekolah Rakyat adalah sebuah upaya untuk memutus rantai kemiskinan. Pendidikan berasrama itu ditujukan khusus bagi anak-anak dari keluarga paling tidak mampu.
”Biasanya di setiap negara, sekolah berasrama itu untuk anak-anak terpintar, dan itu tetap kita jalankan. Tapi ini khusus untuk keluarga yang benar-benar tidak mampu,” katanya seperti dikutip Antara.
Presiden menargetkan Pembangunan minimal 100 sekolah berasrama tiap tahunnya. Ia menyebut kebijakannya sebagai sebuah keberanian untuk memutus rantai kemiskinan.
”Kalau bapaknya pemulung, anaknya tidak boleh jadi pemulung. Kalau bapaknya tukang becak, anaknya tidak perlu jadi tukang becak. Kita harus berani dulu, baru benar, lalu berhasil,” pungkasnya.