astakom, Semarang – Menteri Kebudayaan (Menbud), Fadli Zon mendorong transformasi besar-besaran terhadap fungsi museum di Indonesia. Hal ini disampaikan saat membuka Pameran Nasional Kain Tradisional 2025 di Museum Ranggawarsita, Semarang, Jawa Tengah, pada Kamis (8/5).
Menurut Fadli, museum tak lagi bisa hanya menjadi tempat menyimpan benda tua. Museum harus tampil sebagai etalase peradaban bangsa yang hidup, modern, dan relevan dengan zaman.
Baca juga
“Museum adalah penjaga memori kolektif bangsa. Maka, mengemas museum menjadi menarik adalah sebuah keharusan,” tegasnya dalam siaran pers yang diterima astakom.com, Jumat (9/5).
Fadli menyebut Indonesia memiliki sekitar 460 museum, namun angka itu dinilai masih belum cukup. Ia menekankan pentingnya peningkatan kualitas museum, mulai dari koleksi, kurasi, hingga pemanfaatan teknologi digital seperti narasi interaktif dan display modern.
Tak hanya itu, ia juga mendorong pengembangan museum bertema, museum terbuka (open-air), hingga museum berbasis desa yang dekat dengan komunitas. Harapannya, museum bisa menjadi bagian dari perjalanan belajar generasi muda.
“Museum harus menjadi sarana edukatif wajib bagi pelajar untuk memperkuat literasi budaya dan jati diri bangsa,” ujarnya.
Sebagai bentuk dukungan terhadap kebudayaan, Kementerian Kebudayaan juga menggulirkan Dana Indonesiana sebesar Rp465 miliar yang bisa diakses komunitas seni dan budaya di seluruh Indonesia. Program ini diharapkan mampu mendukung regenerasi dan pemajuan budaya secara inklusif.
“Kita ingin menjadikan museum sebagai media penting dalam reinventing Indonesian identity melalui pendekatan kolaboratif,” pungkas Fadli.