astakom, Semarang – Pameran Nasional Kain Tradisional 2025 resmi dibuka oleh Menteri Kebudayaan (Menbud), Fadli Zon di Museum Jawa Tengah Ranggawarsita, Kota Semarang, Jawa Tengah, pada Kamis (8/5).
Acara ini tak sekadar pameran kain, tapi juga panggung besar untuk menegaskan pentingnya wastra Nusantara sebagai bagian dari identitas budaya sekaligus modal ekonomi masa depan.
Baca juga
Dalam sambutannya, Fadli Zon menyebutkan bahwa Indonesia memiliki lebih dari 1.800 motif kain tradisional, mulai dari batik tulis, tenun tangan, hingga kain pewarna alami yang diwariskan turun-temurun.
“Pameran ini bukan hanya ajang apresiasi seni tekstil, tetapi juga panggung untuk memperlihatkan betapa kayanya identitas budaya kita yang tercermin dalam helai-helai kain dari Sabang sampai Merauke,” ujar Fadli Zon dalam siaran pers yang diterima astakom.com, Jumat (9/5).
Pameran bertema “Rupa Warna Wastra Nusantara” ini menampilkan 102 koleksi kain dari berbagai daerah, termasuk batik Jawa, songket Sumatera, ulos Batak, tenun ikat Nusa Tenggara, hingga Sasirangan Kalimantan. Acara ini digelar selama lima hari, mulai 8 hingga 12 Mei 2025, dan diikuti oleh 36 museum dari seluruh Indonesia.
Menurut Fadli, kekayaan kain tradisional Indonesia bukan hanya warisan budaya, tapi juga potensi besar dalam mendorong ekonomi berkelanjutan seperti sustainable fashion dan responsible fashion. Ia menyoroti tren penggunaan bahan daur ulang serta pewarna alami sebagai bentuk adaptasi terhadap isu lingkungan.
“Wastra bukan sekadar kain, tapi warisan pengetahuan, nilai, dan filosofi hidup masyarakat yang harus terus dihidupkan,” tegasnya.
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen yang juga hadir dalam pembukaan pameran Kain Nusantara turut menegaskan, bahwa keanekaragaman kain tradisional harus terus dipublikasikan, terutama kepada generasi muda.
“Pameran ini jadi sarana memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa lewat kolaborasi antar museum dan publikasi kekayaan budaya,” ujar Taj Yasin.
Selain Taj Yasin, pembukaan pameran ini juga dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Sadimin, hingga 36 perwakilan museum peserta.