astakom, Jakarta – Perjuangan warga Perumahan Vila Nusa Indah, Desa Bojongkulur, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, yang menuntut percepatan normalisasi Sungai Cilengsi dan Cikeas mulai menemui titik terang.
Menyikapi tuntutan, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mengundang sejumlah warga guna beraudiensi di Kantor Kementerian PU, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (6/5).
Baca juga
Kepada 4 perwakilan warga, pihak Kementerian PU yang diwakili Direktur Sungai dan Pantai Dwi Purwantoro memberikan respon positif dan berjanji untuk segera menindaklanjuti tuntutan warga.
Respon positif itu, di antaranya, akan segera terbit Instruksi Presiden (Inpres) Percepatan Pengendalian Banjir Jabodetabekpunjur, yang meliputi Sungai Cileungsi, Sungai Cikeas, Kali Bekasi dan Sungai Ciliwung.
”Kami akan mendorong diterbitkannya Inpres Percepatan Pengendalian Banjir Jabodetabekpunjur, meliputi Sungai Cileungsi, Cikeas, Kali Bekasi, dan Sungai Ciliwung,” jelas Dwi Purwantoro kepada perwakilan warga yang menemuinya, seperti dikutip astakom.com, Rabu (7/5).
Syamsudin, salah satu warga yang hadir dalam audiensi menyatakan, selain penebitan Inpres, Kementerian PU juga berjanji bahwa percepatan normalisasi Sungai Cileungsi dan Cikeas akan selesai tahun 2027.
Kementerian PU, lanjut Syamsudin, akan segera membuat time schedule pekerjaan proyek normalisasi Sungai Cileungsi-Cikeas yang ditargetkan selesai tahun yang sama (2027) juga.
”Selanjutnya kita berharap Bupati Bogor dan Gubernur Jawa Barat segera melakukan percepatan pembebasan lahan,” imbuh Syamsudin.
Menurut Syamsudin, normalisasi yang ia maksud yaitu meliputi pekerjaan pengerukan sungai. ”Juga pelebaran, pembuatan tanggul permanen, serta pembuatan polder kolam retensi,” tandas Syamsudin.
Sebelumnya, tak kurang dari 2500 warga Perumahan Vila Nusa Indah, Bojongkulur, melakukan aksi damai di bunderan perumahan, pada Minggu (4/5).
Mereka menuntut agar pemerintah segera melakukan tindakan nyata untuk mengatasi banjir yang merendam kawasan perumahan tersebut.
Banjir lima tahunan yang terjadi pada 4 Maret 2025, mengakibatkan ribuan rumah di sepanjang aliran Sungai Cileungsi dan Cikeas terandam air setinggi antara 1-3 meter.
Dalam aksinya, perwakilan warga juga membacakan surat terbuka yang ditujukan kepada Presiden, Gubernur Jawa Barat, dan Bupati Bogor.(*)