astakom, Jakarta – Ada yang menarik dari pidato Presiden Prabowo. Dalam sidang Kabinet Merah Putih evaluasi pemerintahan enam bulan pertama, di Istana Negara, Presiden Prabowo Subianto mengingatkan pentingnya kembali ke akar konstitusi dan nilai-nilai dasar negara.
Ia menegaskan bahwa sumber kekuasaan dan wewenang dalam pemerintahannya bukan berasal dari individu atau kelompok tertentu, melainkan dari Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Baca juga
“Kita sering menyebut Pancasila sebagai dasar negara. Kita sering mengutip UUD 1945. Tapi mari kita jujur pada diri sendiri—apakah kita benar-benar mengamalkannya dengan sebenar-benarnya?” ujarnya.
Kepala negara melontarkan rasa prihatinannya atas adanya penyimpangan. Karena sadar atau tidak sadar, mungkin kita telah melenceng dari arah dan nilai-nilai dasar yang digariskan oleh para pendiri bangsa.
“Menurut saya, UUD 1945 adalah produk yang luar biasa. Namun, telah terjadi deviasi dalam hal-hal mendasar. Sekecil apa pun penyimpangan di awal, akan berdampak besar di ujungnya.”
Prabowo mengingatkan bahwa para pendiri bangsa merumuskan konstitusi dengan latar belakang pengalaman panjang akan penderitaan akibat penjajahan dan penindasan.
“Mereka mengalami langsung imperialisme, kapitalisme, dan ketidakadilan sistemik yang dirancang agar rakyat tetap miskin. Itu sebabnya mereka membuat rancang bangun negara yang melindungi rakyat kecil.”
Meski bangsa Indonesia kini menjalin hubungan baik dengan negara-negara bekas penjajah seperti Belanda dan Jepang, Prabowo mengingatkan agar sejarah pahit tidak dilupakan.
“Kita tidak menyimpan dendam, tapi kita harus ingat bahwa kekayaan kita dulu diambil, pendidikan dibatasi, dan rakyat dijauhkan dari akses perdagangan. Mereka hanya diberi peran sebagai buruh, petani, dan nelayan dengan penghasilan rendah.”
Pidato tersebut menjadi pengingat penting bagi para pemimpin dan seluruh elemen bangsa untuk menjaga kemurnian cita-cita para pendiri negeri. Sebuah ajakan agar tidak hanya mengucapkan Pancasila dan UUD 1945, tapi sungguh-sungguh mengamalkannya dalam tindakan nyata.
Sebagai generasi penerus bangsa yang menyosong masa depan, sudah layaknya kita menjadikan momentum menyiapkan generasi muda menjadi penerus kepemimpinan Indonesia pada masa yang akan datang…
Ayo Gen Asta…kita songsong masa depan dan kemajuan Indonesia emas 2045 berada di tangan anak-anak muda saat ini.
Salam Gen Asta,
Editor in Chief