astakom, Jakarta – Kabar baik buat kamu yang peduli dengan masa depan pangan Indonesia, bahwa stok beras Indonesia lagi tinggi-tingginya, inflasi turun drastis, dan swasembada pangan bukan lagi hanya mimpi di siang bolong.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi menyebut, bahwa Indonesia makin siap menuju swasembada pangan. Hal ini didorong oleh pasokan beras yang kuat, inflasi yang terendah sepanjang sejarah, dan kebijakan strategis di sektor pertanian.
Baca juga
“Inflasi rendah dan stok beras terjaga, kami optimistis Indonesia bisa mencapai swasembada pangan,” ujar Arief dalam keterangannya, yang dikutip astakom.com, Sabtu (3/5).
Berdasarkan data Bapanas, inflasi Indonesia tahun 2024 tercatat hanya 1,57 persen. Itu adalah angka terendah sejak tahun 1958 silam.
“Sejak tahun 1958, inflasi Indonesia berada pada titik terbaik, di 1,57 persen (di 2024). Ini ditopang oleh ketersediaan beras yang juga terbaik dalam sejarah. Hari ini mencapai 3,1 juta ton,” jelasnya.
Tak cuma itu, Arief juga bilang pemerintah serius meningkatkan produksi sekaligus menjaga nasib petani. Apalagi Presiden Prabowo memberikan perhatian besar terhadap isu ini.
“Bapak Prabowo sangat concern terhadap kesejahteraan petani. Kita ingin produksi naik, tapi juga petani sejahtera,” katanya.
Menurut Arief, kunci ketahanan pangan ada tiga, yakni ketersediaan, keterjangkauan, dan aksesibilitas. Tapi semua itu bermuara ke satu tujuan besar, yakni swasembada pangan.
Menariknya, saat beberapa negara tetangga seperti Malaysia dan Filipina panik karena harga beras naik, Indonesia justru stabil. Harga pembelian gabah petani tetap di angka Rp6.500/kg, dan stok kita aman.
“Dengan kerja keras kementerian teknis dan dukungan berbagai pihak, sampai Mei 2025 kita surplus 1,68 juta ton. Tapi ini harus dijaga,” tegas Arief.
“Jika kita tidak mempertahankan luas tanam 6,61 juta hektare, produksi bisa di bawah kebutuhan nasional yang rata-rata 2,5 sampai 2,6 juta ton per bulan,” pungkasnya.