astakom, Jakarta – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digulirkan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto pada awal tahun 2025, menyasar lebih dari 80 juta warga, dari siswa sekolah hingga ibu menyusui.
Tapi lebih dari itu, prinsip program yang mengedepankan pola makan sehat justru layak dijadikan inspirasi bagi kalangan ekonomi atas yang kerap abai terhadap keseimbangan gizi.
Presiden Prabowo Subianto beberapa kali menekankan, bahwa program MBG merupakan investasi jangka panjang bagi bangsa dan negara, seperti saat menjadi pembicara dalam acara World Government Summit 2025 pada Februari lalu.
“Ketika diterapkan di ratusan ribu sekolah, tepatnya 330.000 sekolah, dari desa-desa terpencil hingga pusat kota yang dinamis, hal ini menjadi investasi yang signifikan bagi masa depan kita,” ujar Prabowo kala itu, yang dikutip astakom.com, Sabtu (3/5).
Anggota Komisi IX DPR RI, Lucy Kurniasari juga pernah menyebut, bahwa dampak dari program MBG ini mendorong perubahan perilaku anak menuju pola makan dan gaya hidup yang lebih sehat.
“Program MBG mendorong perubahan perilaku menuju pola makan dan gaya hidup yang lebih sehat, khususnya bagi anak-anak sejak dini,” ujar Lucy dalam keterangan tertulisnya, pada Rabu (5/3) lalu.
Dia menyampaikan, bahwa makanan yang disediakan dalam program MBG akan memenuhi standar gizi yang mencakup protein, vitamin, mineral, serta energi yang cukup untuk mendukung pertumbuhan dan kesehatan.
“Program ini juga selaras dengan visi Indonesia 2045 yang menargetkan lahirnya generasi emas yang mampu membawa Indonesia menjadi negara maju,” tambahnya.
Pada prinsipnya, pola makan yang diterapkan pada program unggulan Presiden Prabowo ini mengacu pada program ‘Isi piringku’, yang merupakan panduan kebutuhan gizi harian seimbang.
Bedanya dengan 4 Sehat 5 Sempurna adalah pola makan Isi Piringku tak hanya memberi panduan jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi sekali makan, tapi juga porsi makanan yang dapat memenuhi kebutuhan gizi dalam satu hari.
Dikutip astakom.com dari laman resmi Kementerian Kesehatan, prinsip Isi Piringku mengacu pada porsi sekali makan, dimana 50 persen piring diisi dengan sayur dan buah. Sedangkan 50 persen lainnya diisi dengan makanan pokok dan lauk pauk.
Prinsip ini cocok untuk diterapkan oleh siapa pun, termasuk mereka yang berasal dari kalangan ekonomi atas. Sebab berdasarkan data Riskesdas 2022, menunjukkan bahwa prevalensi obesitas berasal dari kalangan orang kaya.
Disebutkan dalam survei tersebut, mereka yang berasal dari kalangan masyarakat dengan daya beli tinggi lebih sering mengonsumsi makanan ultra-proses, namun kurang disiplin dalam menerapkan pola makan sehat.
Sehingga, hadirnya program MBG ini bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat, khususnya dalam hal makanan.