astakom, Jakarta – Duka mendalam menyelimuti keluarga besar Slank dan para Slankers. Bunda Iffet, yang memiliki nama lengkap Iffet Veceha Sidharta, ibunda drummer Slank, Bimbim, meninggal di usia 87 tahun pada pukul 22.42, Sabtu malam ( 26/4). Jenazah sosok berpengaruh itu disemayamkan di Markas Slank Gang Potlot, Duren Tiga, Jakarta Selatan, sebelum dimakamkan di TPU Karet Bivak.
Bunda Iffet bukan hanya ibu bagi Bimbim, tapi juga sosok ibu bagi banyak musisi yang tumbuh di lingkungan Potlot. Armand Maulana, vokalis GIGI, mengenang Bunda Iffet sebagai sosok penuh kasih yang selalu setia menonton GIGI tampil.
Baca juga
“Bunda seperti pengganti almarhumah ibu saya, yang menunggu anaknya bekerja di atas panggung,” tulis Armand di Instagram.
Tak hanya Armand, Anang Hermansyah juga mengenang peran besar Potlot dan Bunda Iffet dalam membentuk komunitas musik yang melahirkan banyak band hebat, termasuk GIGI dan Imanez. “Potlot itu melahirkan grup-grup hebat,” kenang Anang.
Ari Lasso pun bercerita tentang kebiasaannya bersama personel Dewa 19 yang sering makan di warung dekat markas Slank usai rekaman.
Bunda Iffet dikenal bukan hanya sekedar sosok ibu bagi Bimbim, tapi juga sosok di balik lepasnya ketergantungan narkoba Bimbim, Kaka, dan, Ivanka. Ia juga menjadi figur sentral yang setia menyemangati dan mempengaruhi perjalanan karir Slank dalam mengukir sejarah musik rock dan blues Indonesia.
Peran Bunda Iffet tidak hanya sebagai ibu, tetapi juga sebagai pilar utama yang menjaga kesolidan dan keberlangsungan karier Slank. Ia telah memberikan kontribusi besar, baik secara langsung maupun tidak langsung, terhadap perjalanan panjang band ini.
Rumah Bunda Iffet di Jalan Potlot, Duren Tiga, Jakarta Selatan, menjadi saksi bisu perjalanan Slank. Tempat itu bukan sekadar tempat tinggal, melainkan markas latihan dan tempat berkumpul para personel Slank sejak awal terbentuknya band ini.
Selain itu, Bunda Iffet dengan tangan terbuka menerima para pemuda berbakat ini, memberikan dukungan penuh, dan menyediakan tempat bagi mereka untuk berkreasi dan bermusik.
Meski begitu, peran Bunda Iffet melampaui sekadar menyediakan tempat. Pada pertengahan 1990-an, ketika Slank menghadapi krisis akibat penyalahgunaan narkoba oleh beberapa personelnya, Bunda Iffet mengambil peran penting sebagai manajer.
Dengan penuh kasih sayang dan ketegasan, ia mengambil langkah berani yaitu “mengkarantina” Bimbim, Kaka, dan Ivanka selama dua tahun. Langkah ini membatasi akses mereka terhadap uang, interaksi sosial, dan bahkan ponsel, demi menyelamatkan mereka dari ketergantungan narkoba. Keputusan ini menjadi titik balik bagi Slank, membawa mereka kembali ke jalur yang benar.
Bunda Iffet adalah juga bunda bagi seluruh personel Slank. Kaka, Ridho, Ivanka, dan Abdee merasakan kasih sayang dan dukungannya. Beliau menjadi tempat bercerita, penasihat bijak, dan sumber semangat bagi mereka. Kehadirannya selalu menjadi energi positif bagi keluarga besar Slank. Dukungannya tak hanya bersifat emosional, tetapi juga praktis, membantu mengelola berbagai aspek kehidupan band ini.
Bunda Iffet dikenal sebagai sosok yang sederhana dan bersahaja. Ia tidak pernah silau dengan popularitas Slank. Baginya, kebahagiaan terbesar adalah melihat anak-anaknya sukses dan tetap solid sebagai sebuah keluarga. Hal ini tercermin dalam hubungan harmonis yang terjalin antarpersonel Slank hingga saat ini.
Ketulusan dan keikhlasan Bunda Iffet membuatnya dihormati dan dicintai banyak orang di industri musik Indonesia, termasuk para Slankers. Musisi senior, junior, promotor, hingga kru panggung memiliki kesan mendalam terhadap sosoknya yang ramah dan bersahaja. Ia menjadi contoh sosok ibu yang luar biasa dan inspiratif dan dihormati dunia musik Indonesia.
Selamat jalan, Bunda Iffet. Jasamu akan selalu dikenang.