astakom, Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) berkomitmen untuk melindungi industri terbaik untuk melindungi industri dalam negeri, khususnya industri padat karya di tengah panasnya perang dagang global akibat kebijakan tarif Amerika Serikat (AS).
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Dyah Roro Esti Widya Putri manyampaikan, bahwa pihaknya di pemerintahan akan mencari solusi terbaik melalui kerja sama lintas sektor, kementerian, dan perluasan peluang investasi strategis.
“Tentu kami akan mencarikan solusi yang terbaik di tengah-tengah beberapa perjanjian perdagangan internasional kita,” kata Wamendag dalam acara Round Table Discussion Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) di Menara Kadin Jakarta, Jumat (25/4) yang dikutip astakom.com.
Dia menuturkan, bahwa pemerintah di tengah berbagai perjanjian perdagangan internasional yang terus berkembang, berupaya menarik investasi strategis yang tidak hanya menyasar komoditas, tetapi juga menciptakan peluang kerja domestik.
Menurutnya, perluasan akses pasar dan diversifikasi tujuan ekspor menjadi hal yang penting saat perdagangan global mulai bergejolak seperti saat ini. Hal itu agar Indonesia tetap memiliki opsi dari negara lain, jikalau kehilangan peluang di suatu kawasan.
“Kita berupaya untuk meng-attract beberapa, bukan hanya komoditas, tapi kesempatan untuk investasi di negara Indonesia, karena dengan begitu kita juga bisa menghadirkan, menciptakan lapangan pekerjaan di Indonesia,” katanya.
Politisi Golkar itu menekankan, bahwa dalam menghadapi dinamika global dibutuhkan pendekatan yang proaktif, sehingga Indonesia tidak terjebak pada ketidakpastian dan mampu menemukan peluang dari tantangan.
“Jadi kalaupun kita lose di satu sisi, kita harus cari oportunitas di sisi lainnya dan kita harus meng-approach situasi yang tidak pasti saat ini,” ucapnya.
Ia juga menegaskan, bahwa Presiden Prabowo Subianto telah menggelontorkan banyak anggaran untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Hal ini, kata dia, sebagai strategi jangka panjang dalam menjaga daya saing nasional.
“Pak Presiden berupaya agar negara Indonesia tetap berdaya, masyarakatnya juga tetap diberdayakan,” terang Wamendag.
Dengan situasi yang masih cair dan terus berkembang, ia menilai kolaborasi lintas sektor sangat penting untuk menjaga ketahanan industri dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
“Mudah-mudahan, kita lihat ya perkembangannya, karena ini memang masih fluid sekali, tapi saya rasa kita semua punya peran di ruangan ini,” kata Wamendag.
Adapun di sisi lain, delegasi Indonesia yang ditunjuk Presiden Prabowo telah menjalin komunikasi dengan sejumlah pejabat tinggi dan lembaga usaha di Amerika Serikat (AS), dalam rangka negosiasi perdagangan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto sebelumnya menyampaikan, bahwa proses negosiasi tersebut kini telah sampai pada fase pembahasan teknis, yang akan diproses dalam dua pekan ke depan.
Dia menekankan, bahwa pihaknya dalam negosiasi ini berkomitmen untuk menempatkan kepentingan nasional di atas segala, dengan tetap mendorong hubungan bilateral yang adil dan berimbang dengan AS.
“Tawaran Indonesia kepada Amerika Serikat untuk mewujudkan kerja sama perdagangan yang adil, fair and square, sepenuhnya mengacu kepada kepentingan nasional dan dirancang untuk menjaga perimbangan (manfaat),” tegas Airlangga dari Washington D.C. pada Jumat (25/4) waktu Indonesia.
