astakom, Jakarta – Di tengah perkembangan zaman dan pesatnya arus media sosial, Generasi Z atau Gen Z yang lahir antara pertengahan tahun 1997 hingga 2010 menunjukkan karakteristik unik dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam urusan hunian.
Mereka tidak hanya menginginkan tempat tinggal yang nyaman, tetapi juga estetik, fungsional, dan tentunya “Instagramable”. Hal itu sebagaimana disampaikan Clara, mahasiswi Program Studi Desain Interior dari Universitas Gunadarma.
Baca juga
“Kalau kami Gen Z, hunian yang kami ingin dari sisi interior design harus memenuhi tiga unsur sih. Satu yang pasti nyaman. Kemudian fungsional, karena kan hunian sekarang, apalagi di kota sempit-sempit,” ujar Clara saat ditemui jurnalis astakom.com di pameran MEGABUILD Indonesia 2025 di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (24/4).
“Terakhir harus estetik. Tiga ini wajib banget buat Gen Z. Intinya harus Instagramable lah,” tambahnya.
Jika merujuk pada pandangan Clara, gaya hunian Gen Z sangat berbeda dengan generasi sebelumnya yang cenderung mengikuti gaya mainstream. Gen Z lebih menyukai desain yang merepresentasikan kepribadian mereka.
Tak jarang, mereka memadukan berbagai gaya interior seperti minimalis, industrial, hingga bohemian dalam satu ruangan. Dari sisi warna, pilihan mereka umumnya jatuh pada warna-warna pastel, netral, dan earth tone karena lebih mudah dikombinasikan.
Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jakarta, Teguh Ariyanto alias Gigo, menyampaikan bahwa preferensi anak muda, termasuk Gen Z, yang menonjolkan gaya karakteristik masing-masing membawa tantangan tersendiri bagi para arsitek.
“Kalau bicara Gen Z, ya anak muda lah, ini susah-susah gampang dimengerti kami sebagai arsitek. Karena satu, mereka membawa karakter mereka ke sebuah desain hunian. Ini kan susah, karena karakter masing-masing orang berbeda-beda,” ucapnya kepada jurnalis astakom.com, Kamis (24/4).
Meski demikian, Teguh memandang bahwa hal tersebut bukanlah tantangan yang mustahil diatasi. Menurutnya, preferensi unik Gen Z justru menjadi peluang untuk melahirkan karya-karya baru dalam dunia arsitektur.
“Selama ini gaya hunian ya itu-itu aja ya, industrial, minimalism. Jadi dengan adanya gaya Gen Z ini jadi pemicu kita di dunia arsitektur ini menciptakan hal-hal baru, yang harapannya nanti bisa menjadi sejarah,” katanya.
Ia menegaskan, memahami preferensi Gen Z bukan lagi pilihan, melainkan keharusan bagi para arsitek, desainer interior, dan pelaku industri properti agar tetap relevan dan mampu bersaing di masa depan.