astakom, Jakarta – Kadin (Kamar Dagang dan Industri) Indonesia optimis Indonesia mampu bersaing di kancah global, meskipun situasi global saat ini masih diwarnai dengan perang dagang akibat kebijakan tarif Amerika Serikat (AS).
Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie menyampaikan optimisme tersebut dalam acara Panel Discussion, yang masuk dalam rangkaian acara HSBC Summit 2025 di The Ritz Carlton SCBD, Jakarta, Rabu (23/4).
Baca juga
Dia pun mengungkap sederet kunci bagi Indonesia untuk menghadapi berbagai tantangan global, dimana berbagai hal tersebut tentu dibutuhkan kolaborasi bersama.
“Ketenangan, konsistensi kebijakan, serta strategi ekonomi yang menyeluruh dan berkelanjutan menjadi aspek yang sangat penting dalam mengantisipasi tantangan global,” ujarnya sebagaimana dikutip astakom.com, Kamis (24/4).
Bagi Anin, sapaan akrab Anindya, dampak langsung perang tarif AS dengan sejumlah negara terhadap Indonesia tidak sebesar apa yang digambarkan oleh sejumlah pihak.
Kendati demikian, Kadin sebagai mitra strategis pemerintah akan melakukan kunjungan ke Amerika Serikat dalam waktu dekat. Kunjungan itu dilakukan dalam rangka melanjutkan negosiasi terkait relokasi impor migas senilai 40 miliar dolar AS.
“Ini diharapkan dapat menjembatani surplus perdagangan Indonesia sebesar 18 miliar dolar AS,” terang Anin.
Di samping melakukan diplomasi yang kini juga dilakukan oleh delegasi yang ditunjuk Presiden Prabowo Subianto, Anin juga memandang Indonesia perlu memperkuat ekonomi domestik.
Menurutnya, penguatan ekonomi domestik ini menjadi faktor penting dalam menciptakan ketahanan ekonomi nasional.
“Dengan konsumsi domestik yang menyumbang sekitar 55-60 persen dari PDB, Indonesia memiliki daya tahan yang kuat terhadap guncangan eksternal,” tuturnya.
Anindya menilai, Presiden Prabowo telah berupaya memperkuat ekonomi domestik, melalui berbagai program-program prioritas yang sudah berjalan sejak awal masa pemerintahannya.
“Program pemerintah seperti Makanan Bergizi Gratis (MBG), Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG), dan Rumah Layak Huni menjadi upaya konkret mendorong pemerataan dan memperkuat konsumsi dalam negeri,” pungkasnya.
Senada dengan Anindya, Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamenekraf), Irene Umar baru-baru ini juga menyampaikan bahwa perang dagang yang berlangsung saat ini tidak seharusnya menjadi penghalang bagi Indonesia.
Justru kata dia, kondisi seperti ini menjadi kesempatan emas bagi Indonesia untuk masuk sebagai pemain baru, dengan membawa produk-produk lokal untuk bersaing di pasar global.
“Ada beberapa barang-barang Indonesia yang sebenarnya sudah mendunia, ada juga barang-barang produksi Indonesia yang sudah siap untuk diboomingkan,” ujar Irene Umar, Kamis (24/4).
Dia menyebut, bahwa kekuatan Indonesia saat ini bukan lagi pada produksi massal barang-barang yang umum dijual oleh negara lain. Banyak tangan kreatif anak bangsa yang menghasilkan berbagai produk dengan karakteristik yang kuat.
“Saat ini, kekuatan Indonesia bukan lagi pada mass production, tetapi pada personalisasi dan inovasi desain yang menonjolkan keunikan dan kualitas produk lokal,” tandas Irene.