astakom.com, Teheran – Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi menyatakan kesiapannya melakukan perjalanan ke Paris, Berlin, dan London guna membuka jalur diplomasi terkait program nuklir Iran.
Pernyataan itu ia sampaikan di tengah upaya revitalisasi kesepakatan nuklir 2015 dan ketegangan yang meningkat dengan negara-negara Barat melalui akun X, Kamis (24/4).
Baca juga :
Tidak ada rekomendasi yang ditemukan.
“Hubungan Iran dengan E3 … telah mengalami pasang surut dalam sejarah terkini. Suka atau tidak, hubungan mereka saat ini sedang memburuk,” tulis Araghchi seperti yang dikutip astakom.com, Jumat (25/4).
Pernyataan Araghchi ini muncul setelah Iran melanjutkan negosiasi langsung dengan Amerika Serikat di Oman, yang dijadwalkan berlanjut pada besok Sabtu (26/4).
Sebelumnya, Teheran telah melakukan pembicaraan dengan Rusia dan China dalam pekan ini, menunjukkan bahwa Iran masih mempertimbangkan berbagai opsi diplomatik.
“Saya sekali lagi mengusulkan diplomasi. Setelah konsultasi terakhir saya di Moskow & Beijing, saya siap mengambil langkah pertama dengan kunjungan ke Paris, Berlin & London. … Bola sekarang ada di tangan E3,” tambahnya.
E3, yang terdiri dari Prancis, Jerman, dan Inggris, telah mengadakan beberapa putaran diskusi dengan Iran sejak September, termasuk pertemuan teknis pada Maret yang membahas parameter kesepakatan baru yang menukar pencabutan sanksi dengan penghentian program nuklir Iran.
Meskipun momentum menuju kesepakatan tampak melambat, kekuatan Eropa tetap membuka pintu dialog, dengan syarat Iran menunjukkan keterlibatan serius.
“Satu-satunya solusi adalah solusi diplomatik, dan Iran harus dengan tegas terlibat di jalur ini, dan ini adalah usulan yang telah diajukan E3 berkali-kali, jadi kami akan melanjutkan dialog dengan Iran,” ujar Juru Bicara Kementerian Eropa dan Luar Negeri Prancis, Christophe Lemoine.
Sementara Jerman dan Inggris belum memberikan komentar resmi, para diplomat Eropa mengungkapkan adanya koordinasi dengan Amerika Serikat, meskipun negosiasi AS-Iran dimulai tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada E3.
Michael Anton, mantan juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS era Trump dan kini kepala negosiator teknis AS, dilaporkan telah memberi pengarahan kepada diplomat E3 di Paris pada 17 April, menurut dua diplomat Eropa yang dikutip Reuters.
Putaran ketiga pembicaraan tingkat tinggi AS-Iran akan digelar di Oman pada Sabtu, bersamaan dengan perundingan tingkat ahli. Anton akan memimpin delegasi AS yang terdiri dari sekitar selusin pejabat pemerintah.
Sementara itu, kekhawatiran negara-negara Barat terhadap program nuklir Iran terus berlanjut. Meskipun Teheran bersikeras bahwa programnya hanya untuk tujuan damai, ancaman sanksi baru dari Barat tetap menjadi tekanan kuat untuk mendorong kesepakatan.
Karena AS telah keluar dari perjanjian nuklir 2015, hanya E3 yang memiliki kapasitas untuk memulai mekanisme “snapback” atau pemulihan sanksi di Dewan Keamanan PBB.
Para diplomat E3 mempertimbangkan untuk mengaktifkan mekanisme ini pada Agustus, jika tidak tercapai kesepakatan substansial sebelum batas waktu 18 Oktober, ketika kesepakatan 2015 secara formal berakhir.