astakom, Gaza – Serangan terbaru Israel terhadap tempat perlindungan warga sipil di Gaza pada Rabu (23/4) menewaskan sedikitnya 45 orang dan melukai lebih dari 100 lainnya.
Menurut laporan sumber medis yang dikutip Al Jazeera, jumlah korban tewas diperkirakan masih akan terus bertambah akibat serangan semalam dan menjelang fajar di wilayah kantong tersebut.
Baca juga :
Tidak ada rekomendasi yang ditemukan.
Serangan ini kembali membuktikan eskalasi kekerasan yang telah berlangsung selama lebih dari 18 bulan, dan menambah daftar panjang korban sipil di tengah konflik yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda.
Sementara itu, mantan Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel, Itamar Ben Gvir, mengklaim bahwa sejumlah legislator dari Partai Republik Amerika Serikat memberikan dukungan terhadap “posisi yang sangat jelas” untuk mengebom “depot makanan dan bantuan” di Gaza. Pernyataan itu menuai kecaman dari berbagai komunitas internasional dan kemanusiaan.
Sejak dimulainya perang pada 7 Oktober 2023, data resmi menunjukkan setidaknya 51.305 warga Palestina telah tewas dan 117.096 lainnya terluka akibat agresi militer Israel di Gaza.
Namun, angka tersebut belum mencakup seluruh korban jiwa yang masih berada di bawah reruntuhan.
Kantor media Pemerintah Gaza memperbarui jumlah korban tewas menjadi lebih dari 61.700 orang, menyebutkan bahwa ribuan korban masih belum ditemukan dan diduga telah meninggal dunia.
Sementara itu, di pihak Israel, setidaknya 1.139 orang tewas dalam serangan yang dipimpin Hamas pada awal konflik, dan lebih dari 200 orang dilaporkan ditawan.
Krisis kemanusiaan di Gaza terus memburuk di tengah blokade, serangan udara, dan minimnya akses terhadap bantuan medis maupun logistik.
Komunitas internasional terus menyerukan gencatan senjata segera untuk mencegah semakin besarnya angka korban sipil dan kerusakan infrastruktur di wilayah tersebut.