astakom, Jakarta – Meski dunia diguncang perang tarif antara dua raksasa ekonomi, yakni Amerika Serikat dan China, Indonesia justru menunjukkan performa yang mencengangkan.
Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) RI, Thomas Djiwandono menegaskan, perekonomian nasional tetap melaju stabil, ditopang oleh fiskal yang sehat dan konsumsi domestik yang kuat. Hal itu disampaikannya saat berpidato di acara HSBC Summit 2025, yang digelar di Jakarta, Selasa (22/4).
Baca juga
Dalam kesempatan itu, pria yang akrab disapa Tommy itu memaparkan bahwa kinerja fiskal nasional yang terbilang solid, dimana realisasi pendapatan negara per 31 Maret 2025, tercatat mencapai Rp516,1 triliun atau setara 17,2 persen dari target yang ditetapkan.
Adapun realisasi belanja negara mencapai Rp620 triliun, atau 17,1 persen dari total pagu APBN, hampir dua kali lipat dari realisasi bulan sebelumnya yang berada di angka Rp348,1 triliun.
Tak hanya itu, defisit anggaran juga tetap terjaga di kisaran 0,43 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), menandakan bahwa pemerintah konsisten menerapkan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan fiskal.
“Kinerja ini menunjukkan perencanaan keuangan yang cermat dan pelaksanaan anggaran yang responsif dalam menghadapi dinamika perekonomian. Pemerintah telah dengan cepat beradaptasi dengan tantangan global,” ujar Tommy, dikutip astakom.com, Selasa (22/4).
Thomas melanjutkan, sepanjang tahun 2024, ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,03 persen, dengan pertumbuhan PDB kuartal IV-2024 tercatat 5,02 persen secara tahunan (year-on-year). Kinerja positif ini didorong kuat oleh konsumsi rumah tangga dan pertumbuhan sektor manufaktur.
Dari sisi inflasi, Indonesia juga mampu menahan laju harga dengan baik, tercatat di level 1,03 persen (year-on-year) pada Maret 2025. Sementara itu, sektor perdagangan terus menunjukkan ketahanan dengan membukukan surplus selama 59 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
“Di tengah ketidakpastian global, Indonesia menunjukkan kinerja ekonomi yang relatif sehat dengan tingkat pertumbuhan 5,03 persen pada 2024,” ungkapnya.
Tommy menegaskan, pemerintah tetap berkomitmen menjaga stabilitas ekonomi makro dan melanjutkan reformasi struktural untuk mendukung pertumbuhan berkelanjutan.
Ia menambahkan, fokus APBN 2025 diarahkan pada peningkatan penerimaan negara, efisiensi belanja, serta mendukung program-program prioritas, seperti program Makanan Bergizi Gratis (MBG) dan Koperasi Desa Merah Putih.
“Dalam jangka pendek, kebijakan fiskal akan difokuskan pada upaya mempertahankan momentum program prioritas pemerintah seperti program makanan bergizi gratis dan koperasi desa,” terangnya.
Selain itu, pemerintah juga menetapkan pengembangan sumber daya manusia (SDM), ketahanan pangan, energi, air, serta hilirisasi komoditas sebagai agenda utama untuk mendorong pertumbuhan jangka panjang.
“Di bawah pemerintahan Presiden Prabowo, pengembangan sumber daya manusia menjadi prioritas utama, terutama di bidang pendidikan dan kesehatan untuk meletakkan dasar bagi pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif,” pungkas Tommy.