Rabu, 17 Sep 2025
Rabu, 17 September 2025

Menag Dorong Kerja Sama RI-Malaysia di Bidang Pendidikan Keagamaan

astakom, Jakarta – Menteri Agama, Nasaruddin Umar mendorong terjalinnya kerja sama antara Indonesia dan Malaysia di bidang pendidikan keagamaan. Ia menekankan pentingnya penyusunan kurikulum pendidikan yang tidak hanya mencerahkan, tetapi juga memiliki wawasan keagamaan yang luas.

Pernyataan ini disampaikan setelah ia mendampingi Wakil Presiden Gibran Rakabuming menerima kunjungan Wakil Perdana Menteri Malaysia, Ahmad Zahid Hamidi, di Istana Wakil Presiden, Merdeka Selatan, Jakarta, pada Senin (21/4).

Menag Nasaruddin menjelaskan, bahwa Indonesia dan Malaysia memiliki kesamaan sebagai negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam, serta sama-sama menganut ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah.

“Jadi kalau negara serumpun ini bekerjasama, itu bisa menyelesaikan banyak persoalan dan juga sekaligus memberikan penguatan untuk negara serumpun tersebut,” ujar Menag dalam keterangan persnya, seperti dikutip dari astakom.com, Senin (21/4).

“Sebab kita dikenal sebagai negara yang moderat. Moderat artinya tidak radikal dan juga tidak liberal gitu kan,” imbuhnya.

Dengan semangat moderasi tersebut, Menag mendorong kolaborasi antara kedua negara untuk bersama-sama menyusun kurikulum pendidikan keagamaan yang lebih inklusif dan mencerdaskan umat.

“Oleh karena itu, kita mencoba untuk mempertemukan nanti kurikulum pendidikan keagamaan yang mencerahkan untuk kawasan kita, yang memberikan penguatan,” ungkapnya.

Sebelumnya, Kementerian Agama (Kemenag) telah meluncurkan kurikulum cinta. Kurikulum ini menjadi bagian dari Asta Protas Kemenag Berdampak yang diluncurkan dalam rangka mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.

Kurikulum Cinta menjadi inisiatif dalam pengembangan pendidikan agama dan keagamaan yang bertujuan menanamkan nilai cinta kepada Tuhan, sesama manusia, lingkungan, dan bangsa sejak usia dini.

Menurut Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag Amien Suyitno, pendidikan karakter di Indonesia membutuhkan inovasi yang lebih mendalam, salah satunya melalui pendekatan yang lebih integratif dan sistematis dalam kurikulum.

Ia menilai, saat ini masih terdapat fenomena sejumlah pelajar yang menunjukkan sikap intoleran, saling menyalahkan, bahkan membenci satu sama lain karena perbedaan keyakinan.

Oleh karena itu, Kurikulum Cinta hadir sebagai solusi melalui insersi nilai-nilai keberagaman dalam berbagai mata pelajaran, khususnya dalam pendidikan Islam di bawah naungan Kemenag.

“Kita tidak ingin agama hanya menjadi sesuatu yang normatif, tetapi harus bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari,” kata Amien.(**)

Feed Update

Dukung Reformasi Kepolisian, Pakar Ingatkan ‘Polisi Pelindung Masyarakat’

astakom.com, Jakarta – Pakar Kebijakan dan Tata Kelola Pemerintahan, Dr. Muchamad Zaenuri menyambut baik wacana reformasi kepolisian yang kembali mengemuka setelah Presiden Prabowo Subianto...

Di Forum Lintas Agama Asia, Menag RI Kenalkan Kurikulum Berbasis Cinta

astakom.com, Jakarta – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar memperkenalkan Kurikulum Berbasis Cinta sebagai terobosan baru dalam memperkuat pendidikan inklusif, moderasi beragama, serta perlindungan hak-hak...

Menteri UMKM Tegaskan Paket Stimulus Ekonomi Stabilkan Performa UMKM

astakom.com, Bandung – Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menegaskan paket stimulus ekonomi ditujukan salah satunya untuk menstabilkan performa UMKM. "Kalau diperhatikan,...

Kemenkop Terus Perkuat Kapasitas dan Kualitas SDM Business Assistant Kopdes Merah Putih

astakom.com, Jakarta – Memasuki tahap operasionalisasi Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih, Kementerian Koperasi (Kemenkop) terus memacu berbagai langkah dalam melahirkan Business Assistant (BA) yang...

Terkini

Viral

Videos