Kamis, 24 Apr 2025
Kamis, 24 April 2025

Lima Peraih Penghargaan Nobel Sastra yang Karyanya Wajib Dibaca Gen Z

astakom, Jakarta – Apakah kamu pernah dengar istilah Penghargaan Nobel? Kalau belum, yuk ikuti tulisan ini sampai kelar. Jangan cuma baca judulnya ya. Biar wawasanmu makin luas, gak ada salahnya kalian baca ini sampai tuntas.

Penghargaan Nobel (Nobel Prize) dianugerahkan setiap tahun kepada mereka yang telah melakukan penelitian yang luar biasa, menemukan teknik atau peralatan yang baru, atau telah melakukan kontribusi luar biasa ke masyarakat.

Tak seperti awalnya yang hanya mencakup beberapa bidang saja, kini penghargaan Nobel juga diberikan kepada mereka yang berjasa di bidang Ekonomi, Sastra, Perdamaian, di samping Fisika, Kimia, atau Kedokteran.

Penghargaan yang mulai diberikan pada 1901 ini, berakar dari wasiat seorang penemu dinamit bernama Alfred Nobel. Lelaki berkebangsaan Swedia ini meninggal pada 1896. Kini nama Nobel identik dengan sebuah penghargaan bergengsi (paling tinggi).

Lalu, tahukah kamu lima pemenang nobel sastra yang buku-bukunya wajib dibaca? Melansir dari media sosial TikTok teori sosial, berikut ini penulis-penulis tersebut.

Penulis pertama, adalah Han Kang, penulis wanita asal Korea Selatan ini menang di tahun 2024. Bukunya yang paling populer dan menarik adalah ‘Vegetarian’.

The Vegetarian adalah novel yang membawa Han Kang meraih perhatian internasional setelah memenangkan Booker Prize Internasional pada 2016.

Novel ini mengisahkan tentang seorang wanita Korea yang tiba-tiba memutuskan untuk berhenti makan daging.

Uniknya, sang tokoh utama ini tetap diam sepanjang cerita, sementara kisahnya diceritakan melalui sudut pandang suaminya, iparnya, dan kakak perempuannya.

Selanjutnya yang kedua, ada penulis Kazuo Ishiguro, berasal dari Nagasaki, Jepang dan tinggal di Inggris. Kazuo Ishiguro menerima nobel sastra pada tahun 2017, bukunya yang wajib dibaca adalah ‘The Buried Giant’.

Novel The Buried Giant mengisahkan pasangan tua Axl dan Beatrice yang tinggal di Inggris pada era pasca-Arthur. Kala itu, tak ada yang bisa mempertahankan memori jangka panjang.

Namun setelah samar-samar mengingat pernah memiliki seorang putra, Axl dan Beatrice memutuskan untuk pergi ke desa tetangga guna mencari buah hati mereka.

Buku ini mendapatkan sejumlah nominasi, seperti pada World Fantasy Award 2016 untuk Best Novel, dan Mythopoeic Award 2016 untuk Adult Literature.

Penulis ketiga, adalah Abdul Razak Gurnah, yang memenangkan penghargaan nobel sastra pada tahun 2021. Penulis kelahiran Zanzibar ini, dikenal luas dengan novelnya berjudul ‘Paradise’ dan rilis pada 1994.

Novel Paradise mengisahkan cerita Yusuf, seorang bocah laki-laki kelahiran di Tanzania saat peralihan abad 20. Bapaknya petugas hotel yang terlilit utang pada pengusaha asal Arab.

Yusuf kemudian digadaikan oleh ayahnya sendiri ke pedagang itu sebagai pengganti utang yang belum terbayar. Yusuf kemudian terlibat perjalanan ke Afrika Tengah yang berakhir dengan dirinya terjebak di tengah Perang Dunia I.

Penulis keempat, yang bukunya wajib dibaca adalah, Gabriel Garcìa Màrquez, penulis asal Colombia. Dirinya menerima nobel sastra pada tahun 1982.

Gabriel Garcìa Màrquez, secara umum dipandang sebagai tokoh utama dari gaya sastra yang dikenal sebagai realisme magis. Buku dari Gabriel Garcìa Màrquez yang wajib dibaca adalah, ‘One Hundred Years of Solitude’, terbit pertama 1967.

Isinya menceritakan kisah multi-generasi dari keluarga Buendía, melalui kepala keluarganya, José Arcadio Buendía yang mendirikan kota (fiktif) bernama Macondo. Novel ini sering disebut-sebut sebagai salah satu pencapaian tertinggi di dunia.

Penulis yang terakhir, yaitu sastrawati asal Afrika Selatan, Nadine Gordimer, yang menerima penghargaan nobel sastra pada tahun 1991. Banyak karyanya mengambil tema politis, tentang penindasan orang kulit putih atas mayoritas kulit hitam di negaranya.

Buku yang wajib Anda baca dari penulis tersebut adalah ‘Burger’s Daughter’. Buku yang terbit pertama 1979 ini mengisahkan
sekelompok aktivis antiapartheid kulit putih di Afrika Selatan yang berusaha menggulingkan pemerintah Afrika Selatan.

Novel ini berlatar pada pertengahan 1970-an, dan mengikuti kehidupan Rosa Burger, tokoh utama, saat ia berdamai dengan warisan ayahnya Lionel Burger sebagai aktivis di Partai Komunis Afrika Selatan (SACP).

Perspektifnya beralih antara monolog internal Rosa (sering kali ditujukan kepada ayahnya atau kekasihnya Conrad), dan narator yang mahatahu.

Novel ini berakar pada sejarah perjuangan antiapartheid dan referensi ke peristiwa dan orang-orang nyata dari periode tersebut, termasuk Nelson Mandela dan pemberontakan Soweto tahun 1976 .

Itulah rekomendasi penulis-penulis yang menerima nobel sastra yang bukunya wajib kamu baca. (**)

Rubrik Sama :

Pengusaha Resto Raminten Jogja Meninggal Dunia

Restoran Raminten dikenal dengan konsep Jawa klasik, menyajikan menu tradisional seperti jamu dan sego kucing, serta suasana yang kental dengan budaya lokal.

Naik MRT Rp1 Hari Ini! Rayakan Hari Transportasi Nasional

Kabar gembira bagi warga Ibu Kota! Dalam rangka memperingati Hari Transportasi Nasional, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menggratiskan seluruh layanan transportasi publik pada Kamis (24/4). Kebijakan ini berlaku selama 24 jam, dimulai dari pukul 00.00 hingga 23.59 WIB.

Gen Asta! Yuk Kenal Lebih Jauh dengan Sabrina Carpenter

Sabrina menunjukkan kematangan dalam musiknya, terutama lewat album Singular: Act I & Act II. Ia mengeksplorasi genre pop, R&B, dan dance dengan lirik yang lebih tajam dan ekspresif. Dalam karya terbarunya, ia dikenal berani bereksperimen dengan suara yang lebih dewasa dan produksi yang sinematik.

Sebelum Cuan, Siapin ‘Tameng’ Ini Dulu!

Dalam mengelola keuangan pribadi, kerap kali muncul rasa dilema antara menyiapkan dana darurat dulu, atau langsung mulai investasi?

Terbaru