astakom, Jakarta – Jepara, salah satu kabupaten di Jawa Tengah, tidak hanya dikenal sebagai ‘Kota Ukir’ dengan seni pahatan kayu yang mendunia. Di balik keindahan karya seni ukirnya, tersimpan pula kekayaan kuliner khas yang tak kalah menarik, salah satunya yakni horog-horog.
Berbeda dari makanan tradisional lain seperti soto Kudus atau lumpia Semarang, horog-horog mungkin belum terlalu dikenal luas, meskipun sama-sama berasal dari wilayah Jawa Tengah.
Baca juga
Dilansir dari Perpustakaan Digital Budaya Indonesia, horog-horog merupakan makanan khas Jepara yang terbuat dari tepung sagu pohon aren yang diolah hingga menghasilkan butiran kecil menggumpal, dengan warna keabu-abuan dan tekstur kenyal.
Karena sifatnya yang netral, horog-horog sering dijadikan sebagai pendamping nasi untuk disantap bersama bakso, sate kikil, hingga pecel. Kandungan karbohidratnya, menjadikan horog-horog alternatif sumber energi yang cukup mengenyangkan.
Warisan Kuliner Nusantara
Lebih dari sekadar makanan, horog-horog adalah bagian dari identitas budaya masyarakat Jepara. Dahulu, makanan ini mudah dijumpai di pasar tradisional atau dijual keliling. Namun kini, keberadaannya mulai tergerus zaman, tergantikan oleh makanan cepat saji dan tren kuliner modern.
Meski demikian, horog-horog masih bisa ditemukan di beberapa tempat di Kota kelahiran R.A Kartini tersebut, seperti di Pasar Ngabul dan Pasar Jepara Kota. Hal itu berkat upaya sejumlah penjual yang tetap mempertahankan warisan kuliner Nusantara ini.
Sebagai bagian dari kekayaan kuliner lokal, horog-horog tentunya perlu untuk dilestarikan. Selain memiliki nilai historis, makanan ini mencerminkan kreativitas dan kemandirian masyarakat Jepara dalam mengolah hasil alam lokal menjadi pangan alternatif.
Mengutip laman resmi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, horog-horog sempat diwacanakan untuk diajukan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) ke UNESCO pada tahun 2024 lalu.
Untuk mendukung langkah tersebut, Pemerintah Kabupaten Jepara bahkan pernah mengadakan Festival Kuliner Tradisional, yang salah satunya menampilkan lomba kreasi menu berbahan dasar horog-horog.
Namun hingga kini, belum ada kabar lebih lanjut terkait realisasi usulan tersebut.(**)