Kamis, 24 Apr 2025
Kamis, 24 April 2025

Kripto Kian Dilirik di Tengah Panasnya Perang Dagang AS-Tiongkok

astakom, Jakarta – Aset kripto, terutama Bitcoin, kembali mencuri perhatian para investor global sebagai alternatif aset lindung nilai (safe haven), menyusul pelemahan signifikan Indeks Dolar Amerika Serikat (DXY), imbas memanasnya perang dagang AS-Tiongkok.

Pasar menganggap kondisi ini sebagai cerminan meningkatnya ketidakpastian ekonomi global, yang mendorong pelaku pasar untuk mencari perlindungan dari fluktuasi nilai mata uang fiat.

Berdasarkan data terbaru dari Tradingview, DXY per hari ini saja, Kamis (17/4), tercatat turun ke kisaran 99,4–99,7. Angka ini menjadi titik terendah dalam hampir tiga tahun terakhir.

Trader dari BitBull menyampaikan, pergerakan DXY yang menurun tajam semakin memperkuat daya tarik aset digital, seperti Bitcoin, Altcoin, maupun aset kripto lainnya. Hal ini selaras dengan kondisi di awal tahun 2023 lalu.

“DXY mengalami penurunan tercepat sejak 2023. Pada awal 2023, Bitcoin dan altcoin bangkit dari posisi terendah pasar tahun 2022, dengan naik lebih dari 200 persen dalam setahun,” kata Trader BitBull, yang dikutip astakom.com dari Coincu, Kamis (17/4).

Selain DXY, kebijakan moneter yang disampaikan Ketua The Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell baru-baru ini juga memicu.

Data terbaru menunjukkan harga Bitcoin saat ini berada di kisaran $84.452 atau sekitar Rp 84,4 juta dengan dominasi pasar sebesar 63,01 persen. Dalam 24 jam terakhir, Bitcoin mencatat kenaikan.

Meskipun sempat mengalami penurunan 13,57 persen dalam 60 hari terakhir, Bitcoin berhasil mencatat kenaikan 0,49 persen dalam 24 jam terakhir.

Volume perdagangan mencapai 29,61 miliar dolar AS, menandakan adanya aktivitas signifikan dari investor, baik ritel maupun institusi.

Andre Dragosch dari Bitwise menambahkan, tren penurunan DXY kemungkinan akan terus berlanjut, hingga membuka peluang bagi penguatan aset digital.

“Ini bukan hanya tentang volatilitas jangka pendek, tapi juga tentang pergeseran struktural dalam preferensi investor global,” katanya.

Seiring kondisi global yang semakin kompleks, kripto tidak lagi hanya dilihat sebagai instrumen spekulatif, tetapi mulai mengambil peran sebagai pelindung nilai, layaknya emas yang kini juga banyak diburu di tengah kondisi global yang tak menentu.(**)

Rubrik Sama :

Pulang dari Misi Perdamaian di Lebanon, Panglima TNI: Kalian Membanggakan!

astakom, Jakarta - Sebanyak 1.087 prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Kontingen Garuda (Konga) UNIFIL 2024 resmi kembali ke tanah air. Usai menuntaskan misi...

Presiden Prabowo Ajak Fiji Latgab Bersama Indonesia

astakom, Jakarta- Presiden RI Prabowo Subianto menerima kunjungan resmi Perdana Menteri Republik Fiji Sitiveni Rabuka di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (24/4). Pertemuan ini sekaligus merupakan...

Kapuspen TNI: Tak Ada Perintah Represif ke Kampus

astakom, Jakarta – TNI menegaskan tidak ada instruksi kepada prajurit untuk bersikap represif atau mengintimidasi kampus dan mahasiswa. Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Kristomei...

Bahas RUU Kepariwisataan, DPR dan Pemerintah Capai Titik Temu Positif

astakom, Jakarta - Pembahasan Rancangan Undang-Undang Kepariwisataan kali ini telah mencapai titik temu yang positif. Hal itu diungkapkan Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Chusnunia...

Terbaru