astakom, Putrajaya – Di tengah meningkatnya ketegangan dagang global akibat ancaman tarif baru dari Amerika Serikat, Malaysia tiba-tiba menyatakan dukungannya terhadap China.
Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Perdana Menteri Anwar Ibrahim saat menyambut Presiden China Xi Jinping saat berkunjung ke Malaysia dalam rangka turnya Asia Tenggara.
Baca juga
“Kami mendukung pemerintah China, demi kesejahteraan rakyat kami dan demi kepentingan ekonomi nasional kami, serta pembangunan dan stabilitas negara kami secara keseluruhan,” kata Anwar, dikutip dari South China Morning Post, Kamis (17/4).
Xi Jinping tiba di Malaysia sebagai bagian dari tur tiga negaranya di Asia Tenggara. Setiba di Malaysia ia disambut meriah dengan upacara penyambutan resmi di Istana Negara pada Rabu pagi.
Presiden Xi dijadwalkan bertemu dengan Raja Malaysia, Sultan Ibrahim Iskandar, dalam agenda resmi yang juga dihadiri oleh Perdana Menteri Anwar.
Dalam pertemuan bilateral tersebut, kedua negara membahas peluang kerja sama strategis, khususnya di bidang perdagangan.
Malaysia dan China disebut tengah merancang kesepakatan untuk mengoptimalkan ekspor sejumlah komoditas utama, termasuk minyak kelapa sawit dan durian ke pasar China.
Tak hanya sektor pertanian, kerja sama juga diperluas ke bidang pariwisata, pendidikan, dan pengembangan energi terbarukan.
Pemerintah kedua negara menilai potensi kerja sama ini sebagai langkah penting dalam memperkuat fondasi hubungan jangka panjang.
Namun, di balik suasana diplomatik yang hangat, para analis memperingatkan bahwa langkah Malaysia ini dapat dianggap memperkuat posisi China di Asia Tenggara hingga memicu ketegangan dengan Amerika Serikat.
Negeri Paman Sam diperkirakan akan merespons dengan kebijakan yang sulit diprediksi, termasuk potensi sanksi ekonomi atau penyesuaian strategi di kawasan Indo-Pasifik.
Analis geopolitik regional menilai bahwa China sedang membangun poros strategis di kawasan Asia Tenggara, dan berharap negara-negara mitra seperti Malaysia menunjukkan dukungan terbuka terhadap kepentingannya di tengah perang dagang yang terus memanas dengan AS.(**)