astakom, Jakarta – Ingin mulai investasi, tapi bingung harus dari mana, atau takut uang yang harusnya untuk investasi malah lenyap? Tenang, reksadana bisa jadi jalan yang aman dan praktis buat kamu yang baru mulai belajar dunia investasi.
Bagi Gen Asta yang belum tau apa itu reksadana, reksadana adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal (investor), yang kemudian dikelola oleh manajer investasi profesional untuk diinvestasikan ke berbagai instrumen keuangan, seperti saham, obligasi, dan pasar uang.
Sederhananya, reksadana memungkinkan para Gen Asta untuk berinvestasi tanpa harus repot memilih atau mengelola instrumen investasi sendiri, karena semuanya sudah ditangani oleh pihak yang berpengalaman.
Namun untuk memulai investasi di reksadana, terdapat sejumlah hal yang perlu diperhatikan. Pertama yakni menentukan terlebih dahulu tujuan investasi, apakah untuk jangka pendek, jangka menengah, atau jangka panjang.
“Sebagai investor, kita harus tahu dulu ya, tujuan investasinya untuk apa,” ujar Analis Deputi Direktur Perizinan Produk Investasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Riana Hapsari dalam podcast di kanal YouTube OJK, dikutip astakom.com, Rabu (16/4).
Dia lantas menjelaskan, jika tujuan keuangan hanya dalam waktu dekat atau jangka pendek, misalnya satu tahun. Maka, reksadana pasar uang bisa menjadi pilihan paling aman dan stabil.
Namun jika targetnya jangka menengah, seperti menabung untuk biaya menikah atau membeli kendaraan. Maka, reksadana pendapatan tetap atau campuran bisa dilirik.
“Mungkin buat para Gen Z sekarang, reksadana campuran bisa banget. Tapi kalau kayak saya nih yang sudah punya anak, saya pilih reksadana saham untuk tujuan jangka panjang, seperti biaya kuliah,” jelasnya.
Investasi Dimulai dari Segelas Kopi
Dalam podcast yang sama, Riana menyampaikan bahwa investasi di reksadana tidak harus menunggu punya uang banyak. Mulai dari nominal kecil pun bisa, asalkan konsisten dan punya tujuan investasi yang jelas.
Dia lantas menganalogikan berinvestasi dari segelas kopi. “Bisa kok investasi dari uang kopi. Sekarang kopi berapa sih? Rp20 ribu? Yang mahal bisa Rp60 ribu. Ya udah sisihin dikit aja buat investasinya. Daripada abis buat kopi tiap hari, asam lambung naik kan,” tuturnya.
Namun demikian, Riana mengingatkan kepada para investor pemula untuk mewaspadai adanya risiko penipuan. Pasalnya, banyak kasus investasi bodong yang tentu membuat masyarakat was-was.
Tapi menurutnya, selama reksadana yang dipilih diawasi OJK dan berasal dari manajer investasi resmi, semuanya aman. Sebab sudah ada aturan, dimana manajer investasi wajib membuat laporan keuangan tahunan, yang bisa diakses oleh siapapun.
Selain itu, setiap produk reksadana juga wajib punya prospektus dan fund fact sheet yang menjelaskan secara rinci tentang tujuan investasi, jenis aset, biaya, bahkan besaran pajaknya.
“Jadi kalau mau investasi, jangan cuma modal nekat. Baca dulu prospektusnya, pahami isi fund fact sheet-nya. Di situ semua informasi pentingnya ada,” kata Riana mengingatkan.
Riana menyebut, bahwa setiap investasi pasti memiliki risiko yang perlu diwaspadai, begitu pun dengan investasi reksadana. Namun ia berpesan kepada siapapun untuk tidak takut berinvestasi.
“Jangan takut investasi. Tapi pastikan gunakan dana nganggur, bukan dana kebutuhan harian. Mulailah dari yang sederhana, yang risikonya rendah. Dikit-dikit, lama-lama jadi terbiasa,” tutupnya. (**)