astakom, Jakarta – Banyak anak muda dari kalangan milenial dan Gen Z yang tergoda tren punya rumah di usia muda, bahkan di umur 25 tahun. Namun apakah hal itu realistis atau hanya demi konten estetik di sosial media?
Di tengah naiknya tren punya rumah di usia muda yang viral di media sosial, generasi muda khususnya Gen Z terpecah antara rasa FOMO (Fear of Missing Out) dan realita keuangan.
Baca juga
Fenomena ini memunculkan pertanyaan yang cukup krusial, apakah memiliki rumah di usia muda adalah keputusan finansial yang cerdas atau hanya tekanan sosial yang dibungkus dalam estetika konten?
Realita Harga Properti Saat Ini
Bank Indonesia (BI) dalam Laporan Perkembangan Properti Komersil (PPKOM) terbaru per Triwulan IV-2024, menunjukkan bahwa rata-rata harga rumah di kota-kota besar mengalami kenaikan sebesar 5,3 persen pada awal tahun 2025.
Di Jakarta, harga rumah tipe 36/72 berkisar antara Rp700 juta hingga Rp1,5 miliar, tergantung lokasi. Bahkan di pinggiran kota Jakarta, seperti Bogor Kabupaten dan Bekasi, harga rumah dengan tipe yang sama berkisar mulai Rp500 jutaan.
Bagi Gen Z dengan penghasilan rata-rata hanya Rp 6–10 juta per bulan, angka ini jelas menjadi tantangan besar.
Pengusaha di sektor properti yang sekaligus Owner Tanjun House, Brian Nathanael menyampaikan pandangannya tentang tren punya rumah di usia muda. Ia pribadi mengaku tak setuju dengan tren tersebut.
“Menurut gue (red-saya), punya rumah gak ada batasan umurnya. Gue sekarang (umur) 25, dan gue udah punya rumah. Tapi, ini tidak bisa dijadiin patokan, sangat tidak bisa,” ujarnya dalam unggahannya di TikTok, yang dikutip astakom.com, Rabu (16/4).
Baginya, tak ada batasan usia bagi seseorang untuk memiliki hunian. Dirinya sendiri mengaku tidak akan bisa memiliki rumah di usia muda tanpa uluran tangan orang tua, dan tanpa memanfaatkan promo-promo yang tersedia.
“Sangat nggak masalah kalo Lo baru punya rumah di umur 40, atau bahkan 60 tahun. Mungkin gue gak punya rumah ini sekarang kalau gak dibantuin orang tua DP-nya (down payment atau uang muka), dan kemarin pas nyari KPR, gue sampe nyari yang ada promonya,” tuturnya.
Jadi, memiliki rumah di usia muda bisa jadi langkah yang hebat. Namun pada dasarnya umur bukanlah patokan. Sebab dalam membeli rumah, tetap harus mempertimbangkan kondisi finansial secara matang, bukan hanya sekadar ikut tren.
Jadi, Gen Asta lebih pilih ikut tren punya rumah di usia muda, atau bangun strategi biar nanti bisa punya rumah tanpa beban?(**)