astakom, Jakarta – Kementerian Pertahanan (Kemhan) menepis kabar adanya permohonan izin penggunaan Pangkalan Udara (Lanud) TNI AU Manuhua di Biak, Papua, untuk markas pesawat jarak jauh militer Rusia.
“Terkait pemberitaan tentang usulan dan permintaan izin penggunaan pangkalan Indonesia oleh Rusia, Kemenhan mengklarifikasi bahwa berita tersebut tidak benar,” kata Kepala Biro Info Pertahanan (Infohan) Setjen Kemenhan RI, Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang, kepada media Selasa (15/4).
Frega membenarkan bahwa telah terjadi kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Rusia. Ia juga menyebut Menteri Pertahanan (Menhan) RI Sjafrie Sjamsoeddin sebelumnya telah melakukan pertemuan dengan Sekretaris Dewan Keamanan Federasi Rusia/Secretary of the Security Council on the Russian Federation di kantor Kemhan RI, Jakarta pada Selasa (25/2) lalu.
Dalam pertemuan itu, kedua negara berkomitmen mengekplorasi dan berkolaborasi dalam kerja sama teknologi militer. Kerja sama itu didasarkan pada pengakuan bersama atas manfaat strategis dari kemitraan teknologi dan pertukaran keahlian.
“Langkah ini diharapkan memperkuat kemampuan militer serta mendorong modernisasi pertahanan kedua negara,” jelas Frega.
Sebagai bagian dari komitmen ini, Indonesia dan Rusia akan menjajaki peluang untuk berkolaborasi melalui Forum Kerja Sama Teknis Militer yang dikenal sebagai komisi antarpemerintah untuk Kerja Sama Teknis Militer.
“Forum ini menjadi wadah utama dalam membahas berbagai inisiatif kerja sama,” tegas Kabiro Infohan itu.
Selain itu, lanjut Frega, kedua negara sepakat menjalin forum konsultasi untuk koordinasi pada rencana kegiatan kerja sama militer tahun 2025. ” Sebagai bagian dari forum ini, Kemenhan berencana mengirim delegasi ke Rusia guna membahas kerja sama pertahanan yang direncanakan untuk 2026,” imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, bahwa pemerintah Australia berusaha keras mengonfirmasi apakah Rusia tengah berupaya menempatkan pesawat jarak jauhnya di Indonesia.
Situs web militer Amerika Serikat bernama ‘Janes’ melaporkan Rusia sudah mengajukan permintaan resmi untuk menempatkan pesawat militernya di Pangkalan Angkatan Udara Manuhua di Biak Numfor, Provinsi Papua.
Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong mengatakan kepada wartawan bahwa pemerintah Australia tengah mencari informasi lebih lanjut kepada pihak Indonesia.
“Kami dari pihak pemerintah mencoba mengonfirmasi laporan tersebut dan untuk mengetahui apakah laporan tersebut akurat atau tidak dan seperti apa status permintaan Rusia tersebut,” ujar Penny.
Tak hanya itu, Penny juga mengatakan Rusia adalah kekuatan disruptif dan Presiden Putin ingin memainkan peran itu.
Sementara Menteri Pertahanan Richard Marles mengatakan, Australia sudah ‘berkomunikasi’ dengan Indonesia terkait laporan tersebut, tapi pemerintah Indonesia belum menanggapinya secara resmi. (**)