astakom, Jakarta – Indonesia secara resmi membuka rangkaian agenda The 37th UN Tourism Joint Commission Meeting for East Asia and the Pacific (CAP) and South Asia (CSA) yang digelar di Jakarta yang diadakan pada hari Selasa (15/4) sampai Rabu (16/4).
Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana memimpin langsung pembukaan pertemuan bergengsi tersebut di Hotel Mulia, Senayan, Selasa (15/4), menandai dimulainya kolaborasi strategis antarnegara di kawasan Asia-Pasifik dalam sektor pariwisata.
Baca juga
“Selama dua hari ke depan, kita akan melakukan sejumlah diskusi dan pembahasan mengenai agenda utama yang akan membentuk masa depan pengembangan pariwisata di kawasan Asia-Pasifik,” ujar Menpar Widiyanti dalam pidatonya seperti yang dikutip astakom.com, Rabu (16/4).
Pertemuan tahun ini mencakup sejumlah agenda penting, di antaranya the 37th Joint Meeting of the UN Tourism Commission for East Asia and the Pacific & the UN Tourism Commission for South Asia (37th CAP-CSA), the 56th Meeting of the UN Tourism Commission for East Asia & the Pacific (56th CAP), the 60th Meeting of the UN Tourism Commission for South Asia (60th CSA), serta Networking Dinner yang diselenggarakan pada hari pertama.
Hari kedua akan diisi dengan Konferensi Regional Pariwisata PBB, yang berfokus pada kebijakan pariwisata dalam konteks ekonomi sirkular. Forum ini menghadirkan para pakar UN Tourism untuk membagikan wawasan terkait tren global dan regional dalam investasi pariwisata.
“Ini akan menjadi kesempatan yang tepat untuk berbagi best practice sebagai upaya memperluas pengetahuan dan pengalaman kolektif kita, terutama dalam memajukan ekonomi sirkular untuk pengembangan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan,” tambah Widiyanti.
Menpar juga mengajak seluruh delegasi memanfaatkan forum ini untuk memperkuat kontribusi terhadap masa depan sektor pariwisata kawasan. “Partisipasi aktif para delegasi tentu akan memainkan peran penting dalam mendorong perubahan positif, tidak hanya untuk masing-masing negara tetapi juga untuk komunitas Asia-Pasifik yang lebih luas,” tegasnya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto turut memberikan sambutan, dengan menyoroti pentingnya kerja sama di tengah ketidakpastian global.
“Pariwisata adalah sektor yang tidak hanya memberikan manfaat ekonomi tetapi juga manfaat sosial dan budaya. Jadi mari kita bekerja dan menggunakan pertemuan ini untuk berkolaborasi di antara kita, membahas langkah strategis promosi pariwisata, serta mendorong pertumbuhan ekonomi, inklusivitas, dan pelestarian lingkungan,” ujar Airlangga.
Sekretaris Jenderal UN Tourism, Zurab Pololikashvili, mengapresiasi kemajuan kawasan Asia-Pasifik pasca pandemi. Ia mencatat bahwa pada 2024, kawasan ini mencatat 316 juta kunjungan wisatawan internasional naik 33 persen dari tahun sebelumnya. Menurutnya, momentum pemulihan ini perlu ditopang dengan prioritas seperti investasi pariwisata, investasi hijau, dan ekonomi sirkular.
“Prioritas ini akan meletakkan dasar bagi sektor pariwisata yang lebih tangguh dan berkelanjutan,” jelas Zurab.
Ketua Komisi UN Tourism untuk Asia Timur dan Pasifik, Esperanza Christina Garcia, juga memberikan apresiasi kepada Indonesia. “Keramahtamahan yang sangat baik mencerminkan keunggulan organisasi Indonesia dan komitmen yang mendalam untuk membina persatuan, kolaborasi, dan pertumbuhan di kawasan kita,” katanya.
Penyelenggaraan pertemuan UN Tourism ini didukung oleh berbagai mitra strategis, antara lain BCA, Injourney dan Injourney Group, Traveloka, Plataran Indonesia, Bank Indonesia, Hotel Mulia, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta, Grab Indonesia, BYD, Sarinah, Museum Nasional, dan Garuda TV.
Hadir dalam pembukaan acara, antara lain Ketua Komisi VII DPR RI Saleh P. Daulay, Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa, Utusan Khusus Presiden Bidang Pariwisata Zita Anjani, serta perwakilan anggota Komisi Pariwisata UN untuk Asia Timur dan Pasifik.(**)