astakom.com, Jakarta – Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang sempat jadi headline di mana-mana, ternyata tak hanya soal tarif impor dan ketegangan politik.
Di balik panasnya hubungan dua negara raksasa ini, ada fakta menarik yang bikin isu perang dagang ini makin seru, dimana Donald Trump dan Xi Jinping ternyata sama-sama berzodiak Gemini.
Baca juga
Yup, kedua pemimpin negara dengan pengaruh besar dalam perekonomian global ini ternyata lahir dengan zodiak yang sama.
Trump lahir tanggal 14 Juni, sedangkan Xi Jinping tanggal 15 Juni. Sama-sama Gemini, tapi kenapa saling bertabrakan?
Karakter Gemini
Zodiak Gemini dikenal punya kepribadian yang pintar, komunikatif, dan sering banget punya dua sisi. Bisa asik dan bersahabat di satu waktu, lalu berubah jadi super serius dan tegas beberapa menit kemudian.
Tak heran kalau gaya kepemimpinan Trump dan Xi Jinping itu sama-sama penuh strategi, hanya saja dengan pendekatan yang beda. Trump tampil meledak-ledak dan sering bikin kejutan lewat pernyataannya yang blak-blakan.
Sementara di sisi lain, Xi Jinping lebih kalem, penuh pertimbangan, dan selalu punya langkah strategis yang bikin lawan mikir dua kali.
Waktu perang dagang mulai meletus, banyak analis ekonomi dan politik rame-rame kasih pendapat. Tapi coba lihat dari sisi astrologi, dua Gemini besar, punya ego tinggi, visi berbeda, dan sama-sama suka tantangan.
Gemini juga dikenal suka debat, kadang cuma buat nunjukin siapa yang paling jago. Jadi, apakah perang dagang ini bisa dibilang duel dua gemini?
Siapa Pemenangnya?
Kalau soal siapa yang menang, jawabannya nggak sesimpel itu. Sebab tiap sudut pandang jawabannya tentu akan berbeda. Namun yang jelas, aksi saling balas tarif antara AS dan China saat ini masih berlangsung.
Baru-baru ini, China kembali menaikkan tarif impor barang dari AS, dari 84 persen jadi 125 persen, sebagai reaksi atas keputusan Trump yang lebih dulu mengenakan tarif sebesar 125 persen untuk produk-produk asal China.
Kalau dihitung total, produk China sekarang terkena tarif sampai 145 persen dari AS. Sebab, Negeri Paman Sam itu sudah duluan pasang tarif 20 persen.
“Tarif yang sangat tinggi yang diberlakukan oleh AS secara serius melanggar peraturan perdagangan internasional dan hukum ekonomi dasar,” kata pemerintah China, dikutip astakom.com dari BBC, Selasa (15/4).
China juga menyebut langkah AS itu sebagai tindakan yang tidak masuk akal, bahkan dianggap sebagai bentuk intimidasi dan paksaan sepihak.
Padahal sebelumnya, AS sempat memberi kelonggaran dalam bentuk penundaan tarif tambahan tersebut, tapi tidak untuk China.(**)