astakom, Jakarta – Saat kondisi ekonomi global sedang tak menentu akibat genderang perang dagang yang ditabuh Amerika Serikat seperti saat ini, masyarakat Indonesia mulai melirik emas sebagai tabungan alternatif.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa inflasi yang cenderung naik dan pelemahan rupiah terhadap dolar AS membuat masyarakat mencari instrumen investasi yang lebih aman dan tahan banting.
Emas pun jadi favorit, terutama di kalangan milenial dan Gen Z yang kini semakin sadar pentingnya menjaga kesehatan keuangan. Emas dikenal sebagai aset lindung nilai yang aman (safe haven).
EGS (EOA Gold Store) Manager cabang Jakarta Selatan, Budhi E Sulistyorini atau yang akrab disapa Lily mengatakan, bahwa emas merupakan pilihan logis di tengah ketidakpastian seperti sekarang.
“Emas itu defensif. Saat ekonomi goyah, nilainya cenderung tetap atau bahkan naik. Jadi wajar kalau banyak yang mulai tertarik menabung emas,” ujar Lily kepada jurnalis astakom.com, Minggu (13/4).
Tren menabung emas ini terlihat dari lonjakan pengguna layanan emas digital yang naik hingga 30 persen dalam setahun terakhir.
“Ini menunjukkan masyarakat mulai beralih ke bentuk investasi yang praktis dan mudah dijangkau,” tambahnya.
Sayangnya, masyarakat kerap mengeluhkan perihal keamanan dalam penyimpanan emas. Namun tak perlu khawatir, sebab kini sudah banyak perbankan yang menyediakan layanan Safe Deposit Box (SDB) untuk menyimpan emas fisik dengan aman.
“Selama ini kan banyak yang bingung. Mau simpan emas di rumah takut dicuri, beli online takut tertipu,” jelasnya.
Di akhir, Lily pun kembali mengingatkan tentang pentingnya memilih aset yang nilainya terjaga seperti emas, demi kondisi finansial yang lebih stabil dan sehat ke depannya.(**)
