Senin, 9 Jun 2025
Senin, 9 Juni 2025

Trump Ngotot Ogah Cabut Kebijakan Tarif Impor Tinggi

astakom.com, Jakarta – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, tetep keukeuh dengan kebijakan tarif impor yang lagi ramai itu. Dia bilang, tak akan mencabut tarif tinggi yang diterapkan ke banyak negara, termasuk Indonesia.

Namun demikian, dia bilang bakal mempertimbangkan pencabutan kebijakan itu, kalau negara-negara yang kena tarif mulai menyeimbangkan perdagangan mereka dengan AS.

Baca juga :

Tidak ada rekomendasi yang ditemukan.

Trump ngaku, dia tak ingin pasar global ambrol, namun di sisi lain, ia juga tak khawatir kalau ada aksi jual besar-besaran yang bikin pasar keuangan goyang.

Menurut dia, tarif impor yang baru diumumkan pada pekan lalu layaknya sebuah ‘obat’ bagi pasar yang lagi goyah.

“Kadang-kadang Anda harus minum obat untuk memperbaiki sesuatu,” ujar Trump ke wartawan, seperti dikutip astakom.com, Senin (7/4).

Pernyataan itu dia lontarkan saat pasar keuangan dunia semakin turun tajam, yang akan berlanjut pada awal perdagangan pekan ini, Senin (7/4).

Padahal sebelumnya, para pembantu Trump sudah berusaha menenangkan pasar. Mereka bilang, lebih dari 50 negara sudah bernegosiasi dengan pihak Gedung Putih terkait pencabutan tarif impor tinggi.

“Saya berbicara dengan banyak pemimpin, Eropa, Asia, dari seluruh dunia. Mereka sangat ingin membuat kesepakatan,” kata Trump, dikutip dari APNews, Senin (7/4).

Trump yakin, kalau kebijakan tarif ini tak akan memicu defisit perdagangan. Justru sebaliknya, ia meyakini kebijakan tarif impor ini membuat neraca perdagangan surplus.

“Kita tidak akan mengalami defisit dengan negara Anda. Kita tidak akan melakukan itu, karena bagi saya defisit adalah kerugian. Kita akan mengalami surplus atau paling buruk, akan mencapai titik impas,” lanjutnya.

FYI nih, tarif impor yang lebih tinggi bakal resmi berlaku mulai Rabu (9/4). Hal ini akan membuka babak baru ketidakpastian ekonomi yang tidak jelas ujungnya.

Meski begitu, Trump yang asyik main golf di Florida pada akhir pekan lalu, sempat mengunggah pernyataan bahwa AS bakal menang dalam perang dagang ini.

“Kita akan menang, bertahanlah dengan kuat, itu tidak akan mudah,” tulisnya soal kebijakan tarif itu.

Sementara itu, para menteri dan penasihat ekonomi Trump juga sibuk menjelaskan kebijakan tarif impor ini ke publik. Mereka berusaha bikin dampaknya ke ekonomi global terlihat tidak terlalu mengerikan.

Menteri Keuangan AS, Scott Bessent bilang kalau masalah dagang yang tak adil itu tidak bisa diselesaikan cuma dalam hitungan hari atau minggu.

Menurut Bessent, AS harus melihat dulu tawaran-tawaran dari negara lain dan memastikan mana yang bisa dipercaya.

“Tidak harus ada resesi. Siapa yang tahu bagaimana pasar akan bereaksi dalam sehari, dalam seminggu? Yang kami lihat adalah membangun fundamental ekonomi jangka panjang untuk kemakmuran,” kata Bessent.(**)

Rubrik Sama :

Di Forum OECD, Menko Airlangga Tegaskan Digitalisasi Bukan untuk Segelintir Negara

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyatakan dengan tegas, bahwa dalam dunia yang semakin terkoneksi dan serba digital, Indonesia menolak untuk menjadi bangsa tertinggal.

Indonesia–Australia Satukan Langkah Demi Ekonomi Global yang Adil dan Inklusif

Di tengah tantangan global yang makin kompleks, Indonesia dan Australia mempertegas komitmen mereka untuk tidak hanya bertahan, tetapi maju bersama untuk mewujudkan masa depan ekonomi global yang adil dan inklusif.

Bertemu Dubes Jepang, Sri Mulyani Ungkit Nasi Jadi Simbol Kedekatan Budaya

Ada hal unik di balik pertemuan yang berlangsung antara Menteri Keuangan (Menkeu) RI, Sri Mulyani Indrawati dengan Duta Besar (Dubes) Jepang, H.E. Masaki Yasushi di Jakarta, pada Selasa (3/6) kemarin.

Sri Mulyani Dorong Kolaborasi ASEAN+3 Hadapi Dampak Kebijakan Tarif AS

Menteri Keuangan (Menkeu) RI, Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kerja sama regional dalam menghadapi dampak kebijakan tarif yang diberlakukan Pemerintah Amerika Serikat (AS).
Cover Majalah

Update