astakom, Jakarta – Mudik adalah tradisi tahunan yang sangat lekat dengan masyarakat Indonesia, terutama menjelang Hari Raya Idulfitri. Ribuan orang dari berbagai kota besar akan kembali ke kampung halaman untuk berkumpul bersama keluarga.
Tradisi ini bukan sekadar perjalanan pulang, tapi juga momen penuh haru dan kebahagiaan, di mana tali silaturahmi diperkuat dan nostalgia masa kecil kembali hidup. Meski sering diwarnai kemacetan dan perjalanan panjang, semangat mudik selalu membuktikan betapa kuatnya ikatan keluarga dan kampung halaman bagi masyarakat Indonesia.
Selain Indonesia, banyak negara yang memiliki tradisi mudik, di antaranya Malaysia, Turki, Tiongkok, India, Bangladesh, Filipina, Amerika Serikat, dan Korea Selatan.
Tradisi mudik di Malaysia disebut “Balek Kampung”, yang biasanya dilakukan seminggu sebelum Lebaran. Kemudian di Turki, mudik disebut “Seker Bayram”, yang dilakukan saat perayaan Eid al-Fitr dan Eid al-Adha.
Berbeda dari kedua negara tersebut, tradisi mudik di Tiongkok disebut “Chunyun”, yang terjadi saat perayaan Tahun Baru Imlek. Di India tradisi mudik terjadi menjelang Idulfitri dan perayaan Diwali.
Bangladesh memiliki tradisi mudik yang disebut “Grame Fera”, yang berarti “kembali ke desa”. Tradisi mudik di Filipina terjadi saat Undas (Hari Semua Orang Kudus) dan Natal. Adapun tradisi mudik di Amerika Serikat terjadi saat Thanksgiving dan Natal.
Terakhir negara yang memiliki tradisi mudik adalah Korea Selatan. Tradisi mudik di Korea Selatan terjadi saat perayaan Chuseok atau Hangawi, yaitu festival panen.
Tradisi mudik di berbagai negara memiliki beragam bentuk dan makna, tetapi esensinya tetap sama, yaitu berkumpul dengan orang terkasih dan mempererat tali silaturahmi.