Jumat, 25 Apr 2025
Jumat, 25 April 2025

Kementan Pacu Optimalisasi 500.000 Hektare, Demi Ketahanan Pangan 2025 

astakom, Jakarta– Di tengah suasana libur Ramadan, Kementerian Pertanian (Kementan) tetap menunjukkan komitmennya dalam memastikan ketahanan pangan nasional. Sebagai bagian dari upaya tersebut, Kementan menggelar Rapat Koordinasi Percepatan Optimasi Lahan (Oplah) Tahun 2025 yang melibatkan pemerintah daerah serta berbagai pemangku kepentingan strategis.

”Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman telah menargetkan Oplah seluas 500.000 hektare di tahun 2025 untuk mendukung produksi beras nasional. Oleh karena itu, kita semua harus bekerja keras dan terus berkoordinasi agar target yang telah ditetapkan dapat tercapai,” kata Direktur Perlindungan dan Optimasi Lahan, Andi Herinda Rahmawan, saat Rapat Koordinasi yang digelar secara virtual pada Jumat (28/3/2025).

Herinda menegaskan pentingnya kerja sama yang erat dan percepatan dalam pelaksanaan program Oplah. Ia menjelaskan bahwa salah satu elemen krusial dalam percepatan optmasi lahan adalah Survei Identifikasi dan Desain (SID) yang berperan sebagai pondasi awal dalam kontruksi Oplah.

Ia mengungkapkan bahwa terdapat dua langkah percepatan penyelesaian kegiatan SID. Pertama, ia mendorong agar penanggung jawab Oplah di setiap provinsi segera melakukan kontrak SID dengan memperhatikan kualitas data.

”Dokumen SID merupakan kunci awal keberhasilan kontruksi optimasi lahan. Setiap provinsi agar segera melakukan kontrak SID dan wajib memperhatikan kualitas data SID,” ujarnya.

Kedua, Ia juga menekankan agar rancangan komponen desain telah melalui tahap diskusi dengan pihak terkait saat survei lapangan. Hal ini bertujuan agar desain yang disepakati bersama pihak terkait telah terstandardisasi.

Seperti diketahui, dalam upaya mengoptimalkan lahan yang ada, Kementan terus menggencarkan berbagai strategis guna meningkatkan produksi padi nasional melalui peningkatan intensifikasi pertanaman (IP). Dengan oplah, lahan yang sebelumnya kurang produktif dapat dimanfaatkan secara maksimal.

”Kalau bisa tanam tiga kali setahun, produksi kita bisa melonjak. Kita tidak bisa setengah-setengah, semua harus bergerak cepat,” kata Mentan Amran dalam kesempatan berbeda.

Dengan koordinasi yang semakin erat antara pemerintah pusat, daerah, dan pemangku kepentingan lainnya, diharapkan optimasi lahan ini dapat berjalan dengan lancar serta memberikan kontribusi nyata bagi peningkatan produksi pertanian nasional. Komitmen kuat Kementan dalam memastikan ketahanan pangan menjadi bukti nyata bahwa sektor pertanian menjadi prioritas utama dalam menjaga kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Rubrik Sama :

APBN Jadi Tameng di Tengah Gempuran Perang Dagang Global

Di tengah meningkatnya tekanan global akibat kebijakan proteksionis dan memanasnya tensi dagang internasional, Indonesia tetap mampu menjaga stabilitas sistem keuangan nasional.

PLN ajak Swiss Kembangkan Energi Hidro, Dukung Target Nol Emisi

Energi hidro adalah salah satu sumber EBT paling potensial yang dimiliki Indonesia dan dapat dikembangkan secara masif untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil, khususnya yang berasal dari impor.

Harap Tenang! Rupiah Tetap Aman Meski Ada Perang Dagang

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo meyakini nilai tukar (kurs) mata uang Rupiah masih terjaga stabil di tengah panasnya perang dagang yang dipicu oleh kebijakan tarif Amerika Serikat (AS).

Wamenekraf: Produk Konstruksi Lokal Siap Bersaing di Pasar Global

Wamenekraf Irene Umar menyoroti kualitas produk konstruksi dari sejumlah merek lokal yang dipamerkan di MEGABUILD Indonesia 2025 sudah sangat siap untuk bersaing dengan produk-produk internasional.

Terbaru