astakom, Jakarta- Presiden Prabowo Subianto bersama Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, dan jajaran Kabinet Merah Putih menunaikan zakat melalui Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) di Istana Negara. Kamis (27/03)
Zakat, sebagai salah satu pilar agama, memiliki peran sentral dalam menciptakan keadilan sosial. Dengan membayar zakat, kita turut membantu mengurangi kesenjangan ekonomi dan memastikan bahwa mereka yang membutuhkan mendapatkan haknya. Bayangkan, zakat mendorong perputaran ekonomi, gimana nggak keren?
Baca juga
Presiden Prabowo sendiri menyebutkan bahwa potensi pengumpulan zakat di Indonesia itu mencapai Rp327 triliun. Sedangkan penerimaan tahun ini sudah mencapai Rp41 triliun. Angka yang fantastis, kan? Bayangkan, kalau semua umat Muslim yang wajib zakat benar-benar menunaikan kewajibannya.
Bayangkan juga dampak positifnya bagi masyarakat. Dana sebesar itu bisa digunakan untuk banyak hal, mulai dari membantu anak yatim piatu, membangun sekolah, hingga memberikan bantuan modal usaha mikro. Gak heran kalau zakat menjadi salah satu instrumen penting dalam upaya pengentasan kemiskinan.
Presiden Prabowo Subianto mengajak umat muslim untuk menunaikam zakat. Sebab menurutnya melalui zakat, umat Islam bisa membantu sesama masyarakat terutama kepada mereka yang membutuhkan. Pesan itu disampaikan kepala negara saat acara pembayaraan zakat presiden dan wakil presiden serta jajaran Kabinet Merah Putih di Istana Negara.
“Tentunya masih banyak saudara-saudara kita yang masih mengalami masa-masa sulit dalam hidupnya berjuang untuk keberlangsungan hidupnya, mengatasi keadaan yang kurang baik, marilah kita berdoa buat mereka,” kata Prabowo, Kamis (27/3).
“Marilah kita ulurkan tangan buat mereka, salah satunya adalah dengan berzakat, berinfaq dan bersedekah,” ujar Presiden Prabowo.
Zakat ini punya potensi luar biasa untuk membantu negara dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat. Tapi, tentu saja, pengelolaan yang baik adalah kunci utamanya. Lalu, bagaimana caranya agar potensi zakat ini bisa dimaksimalkan? Salah satunya adalah dengan menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya zakat.
Edukasi yang berkelanjutan, penyuluhan, dan promosi yang efektif sangat dibutuhkan agar masyarakat semakin paham dan termotivasi untuk membayar zakat.
Baznas, sebagai lembaga resmi pengelola zakat, memiliki peran sentral dalam memastikan penyaluran zakat yang tepat sasaran. Dengan sistem yang terstruktur dan profesional, Baznas berupaya untuk memastikan bahwa dana zakat benar-benar sampai kepada mereka yang berhak menerimanya.
Sejumlah menteri yang membayar zakatnya di istana yakni, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno, Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding, Menteri Agama Nasaruddin Umar, Menteri Pariwisata Widyawati Wardhana, Menteri Pemberdayaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Rini Widyantini, Menteri Sosial Saifulah Yusuf, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Koordinator bidang Politik dan Keamanan Budi Gunawan, Menko Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar.
Kemudian, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo, Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Imipas) Agus Andrianto, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Menteri Perhubungan Dudy Purwogandhi, Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid, serta Menteri UMKM Maman Abdurahman.
Lalu Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Haikal Hasan, Utusan Khusus Presiden bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni Rafi Ahmad, Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana, Ketua MPR Ahmad Muzani, Kepala Badan Pusat Statistik Amalia Adininggar, Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Yusuf Ateh, dan lainnya.
jangan lupakan zakat fitrah yang dibayarkan sebelum Idul Fitri. ZIS, zakat infak, dan sedekah semua punya peran penting. Dengan semangat gotong royong dan pengelolaan yang profesional, potensi zakat di Indonesia dapat dimaksimalkan untuk kesejahteraan.
(wan)