Rabu, 9 Jul 2025
Rabu, 9 Juli 2025

Biaya Logistik Masih Tinggi, Pemerintah Siapkan Perpres Penguatan Logistik Nasional

astakom, Jakarta — Meski neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus USD4,3 miliar pada Mei 2025, pemerintah menyoroti satu isu krusial yang dapat menghambat laju perdagangan, yakni biaya logistik nasional yang masih tinggi.

Saat ini, beban logistik Indonesia mencapai 14,5 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), jauh lebih tinggi dibanding negara-negara tetangga.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut, efisiensi logistik menjadi kunci strategis untuk memperkuat daya saing nasional. Pemerintah pun menargetkan penurunan biaya logistik menjadi 12,5 persen, bahkan hingga 8 persen dalam jangka menengah.

“Pemerintah juga akan terus berupaya termasuk deregulasi di sektor logistik agar kita bisa single digit,” tegas Airlangga dalam acara peluncuran ALFI Conference and Exhibition (CONVEX) 2025, dikutip astakom.com, Kamis (3/7).

Untuk mendukung hal itu, Pemerintah tengah menyusun Rancangan Peraturan Presiden (Perpres) yang akan menjadi payung hukum penguatan logistik nasional.

Tiga strategi utama dalam Perpres tersebut meliputi, penguatan infrastruktur dan konektivitas, digitalisasi sistem logistik nasional, serta penguatan kapasitas SDM dan pelaku jasa logistik.

“Karena efisiensi dengan digitalisasi akan berjalan secara lebih baik,” ujarnya.

Indonesia sendiri berada di peringkat 61 dari 139 negara dalam Logistics Performance Index (LPI) 2023. Ini menjadi pekerjaan rumah besar untuk memperbaiki sistem distribusi, terutama dalam menghadapi tantangan global dan menjaga ketahanan ekonomi nasional.

Airlangga menambahkan bahwa kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta sangat penting. “Logistik meningkatkan daya saing dan dengan daya saing kita akan mampu untuk menumbuhkan ekonomi. Ekonomi tumbuh akan mendorong investasi, investasi tumbuh akan menciptakan lapangan kerja,” katanya.

Di saat yang sama, pemerintah juga aktif melakukan negosiasi dengan kawasan mitra dagang regional untuk memperluas akses pasar produk dalam negeri.

Rubrik Sama :

Ma’ruf Amin Ungkap Bakal Ada Badan Ekonomi Syariah Pengganti KNEKS

Pemerintah bersiap melakukan lompatan besar dalam tata kelola ekonomi syariah nasional, dengan membentuk Badan Ekonomi Syariah, menggantikan peran Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS).

Rachmat Pambudy Sebut Ekonomi Syariah Jadi Jalan Keluar dari Krisis Global

Ekonomi syariah tak lagi sekadar alternatif, tapi mulai diposisikan sebagai solusi sistemik dalam menghadapi krisis global. Hal ini ditegaskan langsung oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy.

Prabowo Siap Luncurkan 3 Program Trisula untuk Entaskan Kemiskinan Sepanjang Juli

astakom, Jakarta - Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hassan Nasbi mengumumkan tiga program prioritas pemerintah yang akan diluncurkan sepanjang Juli 2025. Ketiga program ini merupakan...

Banyak Kasus Intoleransi, Ketua Komisi XIII DPR Tegaskan Hak Beribadah adalah Konstitusional

astakom, Jakarta - Ketua Komisi XIII DPR RI Willy Aditya menyoroti berbagai peristiwa intoleransi yang terjadi beberapa waktu belakangan ini. Ia pun menegaskan bahwa...
Cover Majalah

Update