Rabu, 9 Jul 2025
Rabu, 9 Juli 2025

Pakar Ungkap Bahaya Laten Gadget pada Tumbuh Kembang Anak

astakom, Jakarta – Guru Besar bidang Ilmu Psikologi Pendidikan Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Prof. Suciati mengungkap bahaya laten penggunaan gadget yang berlebihan terhadap tumbuh kembang anak.

Ia menyebut, tanpa pendampingan orang tua, akses bebas anak terhadap perangkat digital dapat menimbulkan kecanduan serius yang berdampak pada psikologis dan tumbuh kembang anak secara keseluruhan.

Baca juga :

Tidak ada rekomendasi yang ditemukan.

Prof. Suciati menjelaskan bahwa secara psikologis, anak-anak yang sedang dalam masa tumbuh kembang, fungsi kontrol diri dan logika berpikir mereka belum sepenuhnya terbentuk.

“Anak cenderung mengikuti insting kesenangan dan memilih hal-hal yang memberikan rasa nyaman atau hiburan, tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang,” ujarnya dalam keterangan tertulis, dikutip astakom.com, Senin (30/6).

Ia memaparkan bahwa tampilan visual yang menarik dan animasi interaktif pada berbagai aplikasi di gadget dapat merangsang hormon dopamin secara intens.

“Ketika anak diberi akses penuh terhadap gadget tanpa pengawasan, mereka berisiko tinggi menggunakannya secara berlebihan. Aplikasi-aplikasi dengan tampilan visual menarik, animasi interaktif, serta permainan menantang mampu merangsang hormon dopamin yang menimbulkan rasa senang dan adiktif,” jelas Prof. Suciati.

Menurutnya, kondisi tersebut dapat memicu berbagai gangguan psikologis, seperti onsentrasi terganggu, waktu tidur berkurang, dan motivasi belajar menurun drastis.

“Ketika tidak memegang gadget, anak cenderung merasa gelisah, kehilangan minat terhadap aktivitas fisik atau sosial, bahkan menolak berinteraksi dengan lingkungan sekitar,” tambahnya.

Dampak yang lebih jauh, ujar Suciati, adalah hilangnya kontrol terhadap waktu dan ketidakseimbangan dalam tanggung jawab anak sehari-hari.

“Jika sudah sampai pada tahap kecanduan, seorang anak bisa kehilangan kendali terhadap waktu. Aktivitas belajar diabaikan, tanggung jawab di rumah ditinggalkan, dan pemikiran tentang masa depan menjadi terabaikan,” katanya.

Lebih dari sekadar menimbulkan ketergantungan, kebiasaan tersebut juga disebut dapat menghambat perkembangan intelektual dan emosional anak secara menyeluruh, serta membentuk pola perilaku yang sulit diubah saat anak beranjak remaja atau dewasa.

Untuk itu, Prof. Suciati mengajak orang tua untuk lebih waspada terhadap dampak tersembunyi penggunaan gadget. Ia menegaskan bahwa peran pengawasan dan pendampingan tidak dapat ditawar, mengingat anak-anak belum mampu membatasi diri mereka sendiri.

Rubrik Sama :

Diakui Malaysia, Pemprov Riau Tegaskan Pacu Jalur Budaya Indonesia

Pacu Jalur yang belakangan ini mendapat sorotan dunia karena tren Aura Farming, diklaim oleh warganet Malaysia sebagai warisan budaya Negeri Jiran.

Masyarakat Belum ‘Smart’, Etika Digital Rendah Meski Ponsel Berlimpah

Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Prof. Dr. Achmad Nurmandi menilai bahwa masyarakat Indonesia belum sepenuhnya menjadi masyarakat 'smart' di era digital. Menurutnya, tingginya penetrasi teknologi tidak sebanding dengan kesadaran etika digital.

BMKG Ungkap Potensi Curah Hujan di Atas Normal saat Musim Kemarau

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan musim kemarau pada tahun ini tidak berlangsung seperti biasanya.

Tak Diakui Secara Hukum, Driver Ojol Jadi Korban Kapitalisme Digital?

Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Prof. Dr. Achmad Nurmandi menyoroti lemahnya perlindungan hukum bagi para pengemudi dan kurir daring di Indonesia. Ia menyebut posisi para driver ojek online (ojol) masih terpinggirkan dalam sistem hukum nasional.
Cover Majalah

Update