Selasa, 8 Jul 2025
Selasa, 8 Juli 2025

Kamera Digital Terbesar di Dunia Ungkap Foto Perdana Alam Semesta

astakom, Chile – Sebuah tonggak sejarah sains luar angkasa resmi dimulai. Vera C. Rubin Observatory, observatorium berbasis di Pegunungan Andes, Chile, telah merilis gambar pertama hasil tangkapan kamera digital terbesar di dunia, menandai awal misi 10 tahun untuk mengungkap misteri alam semesta.

Dalam waktu kurang dari 11 jam observasi uji coba, observatorium ini telah menangkap jutaan galaksi, ribuan asteroid, serta fenomena kosmik yang belum pernah terlihat sebelumnya.

“Rubin Observatory adalah investasi sains yang akan menjadi fondasi pengetahuan baru bagi generasi masa depan,” ujar Michael Kratsios, Direktur Kantor Kebijakan Sains dan Teknologi Gedung Putih, seperti dikutip Astakom.

Rubin Observatory dirancang untuk menjawab pertanyaan terdalam tentang materi gelap, energi gelap, hingga asal-usul gerak benda langit. Dengan teleskop 8,4 meter dan kamera ultra-resolusi setara 45 kali ukuran Bulan penuh, observatorium ini akan memindai seluruh langit selatan setiap tiga hingga empat malam sekali.

“Rubin akan merekam lebih banyak data dari seluruh teleskop optik sepanjang sejarah manusia,” kata Brian Stone dari NSF.
“Kami benar-benar memasuki masa keemasan sains Amerika,” tambah Harriet Kung dari DOE.

Keduanya menyampaikan hal tersebut dalam rilis pers yang dikutip oleh Astakom.

Kamera utama Rubin, seukuran mobil kecil dan berbobot hampir 3 ton, dikembangkan oleh SLAC National Accelerator Laboratory. Dalam satu dekade ke depan, Rubin diperkirakan akan menghasilkan lebih dari 500 petabyte data, setara dengan miliaran objek dan triliunan pengukuran astronomi.

“Sekarang saatnya untuk menekan tombol kamera dan mulai menjelajah,” ucap Aaron Roodman, Direktur LSST Camera.

Dalam uji coba awalnya, Rubin sudah berhasil mengidentifikasi 2.104 asteroid baru, termasuk tujuh asteroid dekat Bumi (semuanya dinyatakan aman). Sebagai pembanding, seluruh observatorium lain di dunia rata-rata hanya menemukan 20.000 asteroid per tahun.

Ratusan Watch Party di seluruh dunia dari planetarium, museum, universitas hingga komunitas astronomi amatir ikut menyaksikan peluncuran gambar perdana Rubin.

“Rubin adalah awal dari revolusi dalam ilmu astronomi,” kata Matt Mountain, Presiden AURA, dalam pernyataan yang diterima redaksi Astakom.

Rubin juga menyediakan platform edukasi daring yang memungkinkan publik, pelajar, dan pengajar untuk mengakses data astronomi interaktif secara real-time.

Misi Rubin Observatory, Legacy Survey of Space and Time (LSST), akan menciptakan semacam “film ultra-HD” dari langit malam, menampilkan bintang meledak, komet melintas, hingga objek antar bintang yang belum pernah diketahui sebelumnya.

“Ini adalah titik awal dari era penemuan baru,” ujar Željko Ivezić, Direktur Pembangunan Rubin.

Rubrik Sama :

Fakta dan Mitos Fenomena Aphelion 2025, Saat Bumi Berada di Titik Terjauh dari Matahari

astakom, Jakarta – Pada awal Juli 2025, Bumi mengalami fenomena aphelion, yakni posisi terjauh Bumi dari Matahari dalam orbit tahunannya. Meskipun terdengar mengkhawatirkan bagi...

Lost Temple, Peradaban yang Terlupakan, Jejak Tiwanaku Ditemukan Kembali di Bolivia

astakom, Bolivia - Sebuah penemuan arkeologis mengejutkan muncul dari perbukitan terpencil Bolivia, sebuah kuil kuno peninggalan peradaban Tiwanaku yang selama ini terkubur dalam diam,...

Robot Canggih Hasil Karya Anak Bangsa

astakom, Bandung - Robot Humanoid dan Robot Dog K-9 saat acara Meet and Greet Robotic di D’Botanica Mall, Bandung, Sabtu (5/7). Dua robot canggih...

Eratosthenes: Ilmuwan yang Mengukur Bumi Tanpa Satelit, dan Mengalahkan Waktu

astakom, Jakarta - Di masa ketika sebagian besar manusia masih percaya bahwa bumi itu datar atau tak terbatas, seorang pria di Mesir kuno bangkit...
Cover Majalah

Update