astakom, Banyumas — Di sebuah desa yang tenang dan sarat sejarah, sekitar 200 meter dari makam tokoh besar pendiri Bank Negara Indonesia (BNI) RM Margono Djojohadikusumo, sebuah babak baru ekonomi kerakyatan dimulai.
Desa Dawuhan, Kecamatan/Kabupaten Banyumas, menjadi saksi berdirinya Koperasi Desa Merah Putih pertama di Indonesia sebuah inisiatif yang menyatu dengan napas perjuangan dan semangat kebangsaan leluhur Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Baca juga
Momen bersejarah itu dihadiri langsung oleh Menteri Koperasi dan UKM, Budi Arie Setiadi, yang didampingi Wakil Menteri Koperasi Ferry Juliantono, serta Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra, Hj Novita Wijayanti.
Bagi Srikandi Partai Gerindra ini, kehadiran koperasi ini bukan sekadar peresmian institusi ekonomi, tetapi sebuah penghormatan terhadap warisan perjuangan keluarga Djojohadikusumo yang sejak awal dikenal memperjuangkan kemandirian ekonomi nasional.
“Koperasi ini berdiri hanya sekitar 200 meter dari makam RM Margono Djojohadikusumo, kakek Presiden terpilih Bapak Prabowo Subianto, yang juga dikenal sebagai pendiri Bank Negara Indonesia (BNI) dan Bapak Perbankan Indonesia,” ungkap Hj Novita Wijayanti, Selasa (24/06).
Tak hanya meresmikan koperasi, Menteri Budi Arie bersama Wamen Ferry Juliantono dan para tokoh lainnya turut melakukan ziarah ke makam RM Margono.
Sosok Margono bukan hanya dikenal sebagai pendiri bank, tetapi juga peletak dasar-dasar ekonomi nasional berbasis kerakyatan, semangat yang kini kembali dihidupkan lewat koperasi desa.
Pendirian Koperasi Merah Putih ini juga menjadi simbol kuat sinergi antara sejarah dan masa depan: di tanah tempat seorang tokoh perintis ekonomi nasional dimakamkan, kini tumbuh benih baru kemandirian desa melalui koperasi.
Bagi masyarakat Dawuhan, ini bukan hanya langkah ekonomi, melainkan tonggak kebangkitan lokal dengan ruh nasionalisme yang dalam.
Novita wijayanti juga menilai bahwa pendirian Koperasi Merah Putih ini memiliki sejarah dan bersanding dengan semangat Trisakti Bung Karno berdikari dalam ekonomi koperasi.
Hal ini diharapkan dapat menjadi pionir bagi desa-desa lain di Indonesia dalam membangun ekonomi dari bawah, dengan semangat gotong royong dan akar sejarah yang kokoh.