Selasa, 8 Jul 2025
Selasa, 8 Juli 2025

Risiko Global Masih Jadi Ancaman, Bank Dunia Dorong Reformasi untuk Pacu Ekonomi RI

astakom, Jakarta – Meskipun kinerja perekonomian Indonesia cukup membanggakan, dengan pertumbuhan di angka 4,9 persen pada kuartal pertama 2025, namun Bank Dunia mengingatkan, bahwa tantangan global masih menjadi ancaman bagi keberlanjutan pertumbuhan ekonomi nasional.

Dalam laporan Indonesia Economic Prospects (IEP) edisi Juni 2025, Bank Dunia menyebutkan bahwa volatilitas harga komoditas dan hambatan perdagangan global dapat menghambat ekspansi ekonomi.

Oleh karena itu, Direktur Divisi Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Carolyn Turk dalam laporan itu mendorong pemerintah Indonesia untuk memperkuat reformasi struktural.

“Analisis kami menunjukkan bahwa reformasi struktural yang meningkatkan efisiensi dan produktivitas dapat membuka pertumbuhan yang lebih tinggi,” ujar Carolyn Turk, dikutip aatakom.com dari laporan tersebut, Selasa (24/6).

Dalam laporan yang sama, Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia secara tahunan atau year on year (yoy), rata-rata sebesar 4,8 persen hingga 2027.

Namun, melalui langkah deregulasi, penguatan sektor digital, serta reformasi lingkungan usaha dan perdagangan, target pertumbuhan bisa pacu hingga mencapai angka 5,5 persen per tahun.

“Reformasi ini menyertai upaya pemerintah untuk merangsang permintaan melalui program-program prioritasnya,” demikian tertulis dalam laporan tersebut.

Laporan itu juga menekankan bahwa pertumbuhan saat ini cenderung lebih dinikmati oleh kelompok masyarakat bawah, sedangkan konsumsi kelas menengah masih melambat. Dengan demikian, penciptaan peluang kerja yang layak menjadi agenda utama.

“Dengan mengutamakan masyarakat dan menyelaraskan kebijakan perumahan dengan infrastruktur, keuangan, dan ketahanan bencana, Indonesia dapat membuka jalan baru menuju kesejahteraan,” ujar Ekonom Utama Bank Dunia di Indonesia, Habib Rab.

Selain itu, Bank Dunia juga menegaskan bahwa kebijakan fiskal yang disiplin, stabilitas makroekonomi, dan penguatan penyangga keuangan, tetap menjadi syarat mutlak dalam menghadapi ketidakpastian global di tahun-tahun mendatang.

Rubrik Sama :

Otorita IKN: Tidak Ada Biaya Masuk, Stop Pungli di Kawasan Nusantara

astakom, Jakarta – Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) menegaskan bahwa masyarakat tidak dikenakan biaya apapun untuk berkunjung ke Kawasan IKN, terutama di Kawasan Inti...

Apresiasi Sumbawa Barat, Fahri Ingin KSB Menjadi Pionir Nasional

astakom, Sumbawa – Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Fahri Hamzah mendorong Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), untuk menjadi pionir nasional dalam program...

Kemkomdigi Minta Tambah Anggaran Rp12,6 Triliun

astakom, Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) mengusulkan tambahan anggaran sebesar Rp12,6 triliun dalam Rapat Kerja bersama Komisi I DPR RI, Senin (7/7). ”Untuk...

KTT BRICS Selesai, Prabowo Kunjungi Brasilia untuk Bertemu Presiden Lula

astakom, Rio de Janeiro — Usai menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS ke-17 di Museum of Modern Art (MAM), Rio de Janeiro, Brasil, selama...
Cover Majalah

Update