Selasa, 8 Jul 2025
Selasa, 8 Juli 2025

Kemenperin-YBI Angkat Potensi Batik Tulis Merawit Cirebon pada GBN 2025

astakom, Cirebon – Kementerian Perindustrian bersama Yayasan Batik Indonesia (YBI) terus mendorong potensi industri batik dalam negeri agar semakin dikenal dan diminati oleh seluruh kalangan masyarakat.

Hal ini dilakukan mengingat Industri batik nasional memiliki keragaman dan keunikan yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

“Keragaman identitas batik di Nusantara meliputi berbagai aspek mulai dari motif, warna, bahan baku, hingga teknik pembuatan. Ini yang menjadi potensi kita untuk terus mengembangkannya,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Reni Yanita dalam keterangannya di Jakarta, Senin (23/6).

Dirjen IKMA mengemukakan, salah satu daerah yang memiliki sentra industri batik terkemuka adalah Kabupaten Cirebon.

“Di Cirebon ada Sentra Batik Trusmi, yang merupakan kawasan industri kecil dengan lebih dari 600 perajin dan pelaku usaha batik yang tersebar di Desa Trusmi Wetan dan Trusmi Kulon, Kecamatan Plered,” ungkapnya.

Adapun berbagai jenis batik khas unggulan Kota Udang ini di antaranya batik mega mendung, waleran, dan merawit.

“Batik Merawit Cirebon merupakan sebuah teknik membatik tulis khas Cirebon yang memerlukan ketelitian dalam penggambaran isian motif atau isen-isen menggunakan canting berujung sangat kecil,” jelas Reni.

Teknik pelilinan di batik merawit ini akan menghasilkan celah garis tipis dan tidak terputus sehingga ketika kain diberi warna akan menghasilkan garis tipis atau wit dengan warna yang lebih gelap dibandingkan dengan warna latarnya.

“Ciri khas ini menjadi keunikan utama dari batik tulis merawit, sekaligus mencerminkan keterampilan tinggi para perajin di Sentra IKM Batik Trusmi,” imbuhnya.

Keunikan tersebut yang menjadi dasar ditetapkannya Batik Tulis Merawit Cirebon sebagai komoditas produk batik yang mendapatkan Sertifikat Indikasi Geografis (IG) pada tahun 2024.

Sebelumnya, Dirjen IKMA melakukan kunjungan kerja ke Sentra Batik Trusmi dalam rangka mendukung persiapan Gelar Batik Nusantara (GBN) 2025 yang akan mengangkat Batik Tulis Merawit Cirebon sebagai ikon utama.

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Yayasan Batik Indonesia (YBI) pada 6–10 Agustus 2025, akan digelar di Pasaraya Blok M, Jakarta, dengan tema “Bangga Berbatik”.

Upaya ini sebagai langkah strategis dalam memacu pengembangan industri batik di dalam negeri agar semakin digemari oleh konsumen domestik maupun menembus pasar ekspor.

“Industri batik nasional mencatat nilai ekspor sebesar USD7,63 juta pada triwulan I tahun 2025, dengan tujuan ekspor utama ke Jepang, Amerika Serikat, dan negara-negara Eropa.

“Batik Cirebon, termasuk yang dari Trusmi, menjadi salah satu kontributor penting dalam rantai pasok ekspor batik nasional, baik dalam bentuk kain maupun produk jadi seperti produk apparel dan home décor,” pungkas Reni.

Rubrik Sama :

Indahnya Toleransi Beragama, Halaman Gereja Disulap Jadi Sekretariat Panitia Asalha Mahapuja

Toleransi antarumat beragama kembali menunjukkan wajah paling indahnya di Desa Mendut, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang. Di mana halaman Gereja Katolik Bunda Maria Sapta Duka, mendadak dipenuhi umat Buddha dari berbagai penjuru Tanah Air pada Minggu (6/7).

Cadangan Devisa RI Naik, BI Optimistis Stabilitas Terjaga

Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Juni 2025 mencapai USD 152,6 miliar, mengalami kenaikan tipis dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar USD 152,5 miliar.

Mahasiswa Jepara Raih Bronze Medal di Ajang Inovasi Internasional Jepang

Mahasiswa Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara, sukses mengharumkan nama kampus dan daerahnya dalam ajang internasional bergengsi di Jepang.

Menag Ingatkan Pentingnya Pencatatan Nikah, Singgung Budaya Kumpul Kebo

Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar menekankan pentingnya pernikahan yang sah dan pencatatan resmi.
Cover Majalah

Update