astakom, Yerusalem – Kapal bantuan Madleen, yang berlayar menuju Gaza, dilaporkan mengalami gangguan koneksi internet ketika masih berada di perairan internasional, beberapa jam sebelum rencana pemberian bantuan kemanusiaan dilaksanakan, kata aktivis hak asasi manusia Yasemin Acar dari Freedom Flotilla Coalition (FFC).
Dilansir dari AA.com, Acar menjelaskan saat dari atas kapal bahwa pemblokiran internetnya telah dimulai secara resmi dan koneksi melambat drastis, memperingatkan bahwa timnya dapat terputus dari koneksi jaringan internet, saat itu kapal masih berada sekitar 116 mil laut dari Gaza.
Baca juga
Misi Madleen, yang berangkat sejak (1/6) dari Catania, Italia, membawa 12 aktivis internasional termasuk Greta Thunberg dan MEP Rima Hassan, serta bantuan seperti susu bayi, tepung, beras, popok, dan alat-alat medis. Acar menyoroti urgensi misi tersebut 24 jam ke depan sangatlah penting seru Acar.
Selama perjalanan, kapal sempat dilerai oleh drone yang diyakini milik Hellenic Coast Guard di perairan internasional, mendorong kekhawatiran atas kemungkinan serangan serupa dengan musibah kapal Conscience pada Mei lalu.
Pada hari Mingguu kemarin (8/6), Menteri Pertahanan Israel Israel Katz memerintahkan Angkatan Laut untuk mencegat Madleen, dengan rencana mengalihkan kapal ke pelabuhan Ashdod.
Setelah disita dalam perairan internasional, kapal dan awaknya dialihkan ke Israel dan dinyatakan dalam kondisi aman.
Israel menyatakan penangkapan ini sah demi mempertahankan blokade Gaza dan mencegah tersusupnya senjata, sementara aktivis mengecamnya sebagai pelanggaran hukum internasional.
Aksi ini memicu kecaman global dari Turki, negara-negara Eropa, serta seruan PBB untuk membuka akses kemanusiaan ke Gaza.
Meskipun dijatuhkan oleh Israel, Madleen sempat menolong empat migran Sudan dalam pelayaran, menunjukkan dampak kemanusiaan ganda dari misi ini.