astakom, Jakarta – Pemerintah berkomitmen untuk membuka banyak lapangan kerja baru untuk menghadapi bonus demografi, yang puncaknya diperkirakan terjadi pada tahun 2030 – 2045 mendatang.
Melalui Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) untuk periode 2025–2034, terdapat peluang 1,7 juta lapangan kerja di berbagai sektor, dengan sekitar 760 ribu di antaranya masuk kategori green jobs.
Baca juga
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia menyampaikan, bahwa RUPTL pada dasarnya merupakan upaya percepatan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT).
Namun di sisi lain, RUPTL juga menjadi pendorong utama terbukanya lapangan kerja dalam skala besar di berbagai pembangkit energi bersih, guna menyongsong visi Indonesia Emas 2045.
“Penyerapan (tenaga kerja) RUPTL ini kurang lebih sekitar 1,7 juta. Supaya Indonesia terang. Nah ini, kita bikin terang-benderang ini,” ujar Bahlil dalam keterangan persnya, seperti dikutip astakom.com, Senin (2/6).
Bahlil menjelaskan, bahwa lapangan kerja tersebut terbagi atas dua sektor utama, yakni sektor pembangkitan sebanyak 836 ribu tenaga kerja, dan sektor transmisi, gardu induk, serta distribusi sebesar 881 ribu tenaga kerja.
Secara rinci, berikut potensi tenaga kerja dari sektor pembangkit EBT:
- Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS): 348.057 tenaga kerja
- Pembangkit Listrik Tenaga Air/Minihidro (PLTA/M): 129.759 tenaga kerja
- PLTA Pump Storage: 94.195 tenaga kerja
- Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB): 58.938 tenaga kerja
- Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP): 42.700 tenaga kerja
- Sistem penyimpanan energi baterai: 68.193 tenaga kerja
- Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm): 7.197 tenaga kerja
- Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg): 1.481 tenaga kerja
- Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa): 2.429 tenaga kerja
- Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut (PLTAL): 341 tenaga kerja