Minggu, 15 Jun 2025
Minggu, 15 Juni 2025

Di Balik Diplomasi Budaya dan Kunjungan Resmi Prabowo ke Thailand

astakom, Bangkok,  — Di tengah hiruk pikuk protokol dan agenda resmi kenegaraan, ada sebuah momen yang memperlihatkan sisi lembut dari hubungan diplomatik Indonesia Thailand.

Senin siang itu, Gedung Santi Maitree di kompleks Government House Bangkok berubah menjadi panggung budaya yang hangat, ketika Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, mengajak Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menelusuri kekayaan budaya Negeri Gajah Putih.

Bukan sekadar kunjungan protokoler, momen ini menjadi jeda yang memanusiakan diplomasi. Sebuah pameran budaya khas Thailand digelar khusus untuk menyambut tamu dari negeri serumpun. Di dalamnya, terpampang seni rupa, kerajinan tangan tradisional, dan aneka hidangan otentik yang menggoda rasa.

Presiden Prabowo tampak menyimak dengan seksama saat para pengrajin memperagakan proses pembuatan kerajinan tradisional. Dalam beberapa kesempatan, ia bahkan berdialog langsung, menunjukkan ketertarikan yang tulus terhadap nilai-nilai budaya yang terpatri dalam setiap karya.

Tak hanya itu, Presiden juga mencicipi hidangan khas Thailand yang tersaji di stan kuliner. Suasana menjadi semakin akrab ketika Perdana Menteri Paetongtarn mendampingi langsung, menjelaskan filosofi di balik cita rasa dan warna yang diusung kuliner Thailand.

Kehangatan interaksi itu menandai bahwa diplomasi tidak selalu harus kaku dan resmi—ia juga bisa diwarnai senyum, tawa, dan apresiasi budaya.

Pameran ini digelar sebelum jamuan santap siang resmi dan menjadi bagian dari rangkaian kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo ke Thailand. Momen tersebut memperkuat pesan bahwa hubungan bilateral tidak semata dibangun lewat kerja sama ekonomi atau pertahanan, tapi juga melalui jalinan budaya yang menyentuh hati rakyat kedua negara.

Kunjungan Presiden Prabowo ke Thailand diawali dengan agenda penuh kehormatan: audiensi bersama Raja Thailand, Yang Mulia Maha Vajiralongkorn, dan Ratu Suthida Bajrasudhabimalalakshana di Amphorn Royal Palace, Senin pagi. Tiba sekitar pukul 09.30 waktu setempat, Presiden disambut oleh Deputy Lord Chamberlain sebelum kemudian dijemput langsung oleh Raja dan Ratu di Front Hall istana.

Di balik nuansa megah istana dan protokol kerajaan yang khidmat, tersimpan simbol kuat dari hubungan historis dan strategis antara Indonesia dan Thailand. Dalam suasana audiensi yang akrab namun tetap sarat makna, Presiden Prabowo menyampaikan apresiasi atas sambutan hangat yang diterimanya.

Ia juga mengenang kedekatannya secara pribadi dengan Raja Thailand, sebuah hubungan yang tidak hanya berakar di institusi, tetapi juga pada simpul emosional antara pemimpin.

Rubrik Sama :

Perkuat Fondasi Digital, Wamen Komdigi Ajak Asia House Wujudkan Visi 2045

Astakom, Jakarta – Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamen Komdigi) Nezar Patria mengajak Asia House berkolaborasi mewujudkan visi Indonesia 2045 untuk menjadi pemimpin digital...

Sri Mulyani Desak Reformasi Belanja Negara Jadi lebih Berkualitas

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati kembali menyoroti soal kualitas belanja negara. Menurutnya, tantangan utama bukan lagi sekadar jumlah anggaran, melainkan strategi dan efektivitas penggunaannya.

Baru Dibentuk, Ditjen Strategi Ekonomi dan Fiskal Kemenkeu Punya Tugas Berat

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati mengungkap, bahwa ada banyak tugas yang sudah mengantre untuk dikerjakan Ditjen Strategi Ekonomi dan Fiskal, meskipun para pejabatnya baru saja dilantik.

Sri Mulyani Ultimatum Pejabat Baru, Minta Sistem Coretax Segera Diperbaiki

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati mendesak Ditjen Pajak (DJP) untuk segera membereskan berbagai masalah dalam sistem administrasi perpajakan inti atau coretax system yang diluncurkan sejak awal 2025.
Cover Majalah

Update