astakom, Jakarta — Ada aroma Indonesia yang menggoda di balik terik dan sakralnya ibadah haji di Tanah Suci. Bukan hanya karena kehadiran lebih dari 200 ribu jemaah asal Tanah Air, tapi juga lewat rasa khas Nusantara yang kini hadir di setiap piring makan mereka.
Tahun ini, penyelenggaraan ibadah haji menjadi makin istimewa, karena seluruh jemaah Indonesia disuguhkan sajian katering yang benar-benar menggugah selera, dimasak langsung dengan bumbu-bumbu asli dari tanah air.
Baca juga
Untuk menjaga otentisitas rasa, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mendatangkan 475 ton bumbu khas Indonesia dari total kebutuhan 611 ton. Sebuah lompatan signifikan jika dibandingkan tahun lalu yang hanya sekitar 76 ton.
Ini bukan sekadar angka, tapi wujud keseriusan untuk menghadirkan rasa yang bukan hanya mengenyangkan perut, tapi juga menghangatkan rindu kampung halaman.
Tim Media Center Haji (MCH) PPIH Arab Saudi berkesempatan menelusuri dapur besar tempat semua keajaiban ini dimulai dari Dapur Raghaeb di kawasan Shauqiah, Makkah. Dapur ini dikelola oleh Mohammad Ghoir dan menjadi salah satu pusat produksi makanan untuk jemaah Indonesia.
Di dalamnya, enam chef asal Indonesia sibuk bekerja, dibantu para asisten yang cekatan. Salah satunya adalah Sahrul, yang dengan penuh semangat menjelaskan menu hari itu.
“Hari ini kita memasak nasi putih, ikan patin goreng dan tumis sayur untuk menu makan siang,” kata Sahrul, dikutip dari siaran pers yang diterima astakom.com di Jakarta, Kamis (15/5).
Standar higienitas di dapur ini begitu tinggi. Setiap juru masak dan asisten wajib mengenakan masker, sarung tangan, dan celemek. Semua alat masak terlihat bersih. Bahkan setelah proses masak selesai, semua peralatan langsung dibersihkan menyeluruh.
“Setiap kali habis memasak, semua peralatan dan lantai harus dibersihkan,” tambah Sahrul.
Untuk menu nasi, tersedia pilihan seperti nasi gurih, nasi uduk, nasi kuning, hingga nasi goreng. Tumisan sayurnya pun bervariasi: dari wortel dan jagung, hingga jamur, terong balado, dan acar timun.
Tak kalah menarik, aneka lauk disajikan bergantian setiap hari—mulai dari olahan telur seperti telur dadar, telur orak-arik, hingga telur balado. Untuk pencinta ayam, tersedia ayam goreng Kalasan, ayam saus mentega, ayam rica, hingga ayam panggang.
Ikan pun hadir dalam berbagai bentuk, seperti ikan patin balado, ikan tuna cabe hijau, dan ikan goreng garing. Bagi pencinta daging, ada rendang, semur sapi, hingga bistik daging sapi jadi menu yang siap disantap.
Semua makanan dilengkapi air mineral dan buah segar, dan yang paling penting, semua makanan disajikan dalam kondisi hangat karena proses distribusi yang cepat dan terkoordinasi.
Bagi para jemaah, makan bukan lagi sekadar rutinitas, tapi momen menyentuh yang menghadirkan rasa rumah di tanah asing. Salah satunya, Miftahurrohmah, jemaah asal Kabupaten Kediri, Jawa Timur, yang mengaku jatuh hati dengan cita rasa yang disajikan.
“Saya paling suka sambal teri dan telur dadar,” ucapnya sambil tersenyum.
Ia juga menyampaikan kepuasannya terhadap layanan katering yang diterima selama di Makkah. “Cocok dengan lidah saya,” katanya singkat namun penuh makna.