Minggu, 15 Jun 2025
Minggu, 15 Juni 2025

Begini Arah Kebijakan Fiskal RI di Tengah Gejolak Global

astakom, Jakarta – Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Suahasil Nazara menegaskan bahwa di tengah tekanan ekonomi global, Indonesia tetap konsisten menjaga arah kebijakan fiskal yang bersifat jangka panjang.

Hal ini disampaikannya saat membuka Seminar Indonesia Credit Spotlight 2025 bertajuk ‘Balancing Short-Term Headwinds and Long-Term Policy Objectives‘, yang berlangsung di Jakarta, Rabu (7/5).

Dalam paparannya, Suahasil menyoroti urgensi untuk tidak terjebak dalam respons jangka pendek semata. Ia menekankan bahwa meskipun kondisi dunia penuh ketidakpastian, arah pembangunan ekonomi Indonesia tetap harus berlandaskan visi jangka menengah dan panjang.

“Saya ingin menunjukkan kepada Anda bahwa Indonesia, meskipun menghadapi gejolak global ini, tetap menjaga fokus pada tujuan jangka menengah dan panjang untuk memastikan bagaimana Indonesia bisa berkembang secara ekonomi,” jelas Suahasil dalam rilis yang diterima astakom.com, Kamis (8/5).

Ia juga mengingatkan bahwa realita ekonomi global saat ini tengah memasuki masa sulit yang menuntut negara-negara untuk mengambil langkah adaptif. Namun, ia menolak pendekatan reaktif semata, dan mendorong perumusan kebijakan yang visioner dan berkelanjutan.

“Dunia ini tidak baik-baik saja. Lingkungan ekonomi yang penuh gejolak memaksa kita untuk fokus hanya pada jangka pendek. Padahal, kita perlu berpikir dalam perspektif jangka menengah dan panjang,” tambahnya.

Suahasil kemudian menjelaskan bahwa pemerintah tetap berkomitmen melanjutkan reformasi struktural, sekaligus menjaga keberlanjutan fiskal sebagai fondasi pertumbuhan. Salah satu langkah konkret yang telah diambil adalah optimalisasi efisiensi anggaran 2025 melalui pengurangan belanja yang tidak relevan.

“Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025 menginstruksikan kami untuk mencapai efisiensi sebesar Rp 256 triliun, yang sekitar 23-24 persen dari anggaran kementerian,” ungkapnya.

Meski mencatatkan defisit anggaran sebesar Rp 104,2 triliun hingga akhir Maret 2025, Suahasil menegaskan bahwa angka tersebut masih dalam koridor yang telah disepakati bersama DPR.

Ia memastikan bahwa postur anggaran tetap mampu mendukung program prioritas pemerintah, termasuk lewat strategi peningkatan rasio pajak dan mobilisasi pendapatan.

Di akhir pidatonya, Suahasil menekankan pentingnya menjaga kredibilitas dan efisiensi dalam pengelolaan fiskal nasional agar dapat menopang pertumbuhan yang inklusif dan produktif.

“Kami berkomitmen untuk menjaga kredibilitas anggaran, menjaga defisit anggaran di bawah 3 persen, dan memastikan efisiensi anggaran yang telah dimulai di awal 2025 dapat mendukung program pemerintah,” tutupnya.

Dengan arah kebijakan yang tetap fokus pada fondasi jangka panjang, pemerintah berharap Indonesia mampu melewati tekanan global dengan tetap menjaga momentum pembangunan berkelanjutan.

Rubrik Sama :

Perkuat Fondasi Digital, Wamen Komdigi Ajak Asia House Wujudkan Visi 2045

Astakom, Jakarta – Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamen Komdigi) Nezar Patria mengajak Asia House berkolaborasi mewujudkan visi Indonesia 2045 untuk menjadi pemimpin digital...

Sri Mulyani Desak Reformasi Belanja Negara Jadi lebih Berkualitas

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati kembali menyoroti soal kualitas belanja negara. Menurutnya, tantangan utama bukan lagi sekadar jumlah anggaran, melainkan strategi dan efektivitas penggunaannya.

Baru Dibentuk, Ditjen Strategi Ekonomi dan Fiskal Kemenkeu Punya Tugas Berat

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati mengungkap, bahwa ada banyak tugas yang sudah mengantre untuk dikerjakan Ditjen Strategi Ekonomi dan Fiskal, meskipun para pejabatnya baru saja dilantik.

Sri Mulyani Ultimatum Pejabat Baru, Minta Sistem Coretax Segera Diperbaiki

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati mendesak Ditjen Pajak (DJP) untuk segera membereskan berbagai masalah dalam sistem administrasi perpajakan inti atau coretax system yang diluncurkan sejak awal 2025.
Cover Majalah

Update