astakom, Jakarta – Menteri Kebudayaan (Menbud) RI, Fadli Zon tak sekadar menghadiri WAVES Summit 2025. Di tengah lawatan resminya ke India, ia menyempatkan diri menyusuri jejak sejarah dan peradaban Mumbai lewat ekskursi budaya ke sejumlah museum dan situs bersejarah.
Salah satu destinasi utama Fadli Zon dalam lawatannya itu adalah Museum Chhatrapati Shivaji Maharaj Vastu Sangrahalaya (CSMVS), museum kebanggaan Mumbai yang menyimpan lebih dari 70.000 koleksi budaya dari berbagai periode sejarah India, mulai dari artefak Peradaban Lembah Indus, patung era Gupta, hingga seni kontemporer.
Baca juga
Menbud menyampaikan, bahwa tujuan dari lawatannya di salah satu kota di Negeri Bollywood tersebut tak lain adalah untuk membawa pulang inspirasi bagi pengelolaan museum dan pelestarian warisan budaya di Indonesia.
“Ini merupakan kesempatan penting untuk mempelajari pengelolaan warisan budaya dalam konteks museum,” ujar Fadli Zon dalam keterangan persnya, yang diterima astakom.com di Jakarta, Senin (5/5).
CSMVS bukan museum biasa. Selain jadi bagian dari ansambel Victorian Gothic dan Art Deco yang masuk warisan dunia UNESCO sejak 2018, museum ini juga pernah menyabet UNESCO Asia-Pacific Awards di bidang konservasi budaya pada 2022.
Dengan jumlah pengunjung harian mencapai 2.500 orang, museum ini hidup sebagai ruang edukatif yang akrab dengan keluarga, anak-anak, dan komunitas. Sehingga menurut Fadli, pendekatan CSMVS dalam mengelola museum bisa jadi contoh berharga bagi Indonesia.
“Indonesia bisa belajar dari pendekatan CSMVS dalam mengintegrasikan konservasi dengan penggunaan teknologi, serta partisipasi berbagai stakeholders termasuk melalui kerangka public-private partnership (PPP),” paparnya.
“Dengan penguatan museum sebagai pusat interaksi budaya yang dinamis, kita dapat memperluas akses masyarakat terhadap edukasi sejarah dan memastikan keberlanjutan pemajuan kebudayaan,” tambahnya.
Tak berhenti di museum, Menbud Fadli juga singgah di Gateway of India, monumen ikonik yang menandai titik akhir kekuasaan kolonial Inggris di tanah India. Dibangun pada 1924 dan menjadi saksi bisu kepergian pasukan Inggris tahun 1948, tempat ini punya nilai simbolis yang dalam.
“Monumen yang terletak di kawasan tepi laut Apollo Bunder dan menghadap langsung ke Laut Arab ini menunjukkan bahwa pelestarian dan pemanfaatan situs-situs sejarah sangat penting untuk memperkuat identitas bangsa, dan mewariskan semangat perjuangan kepada generasi mendatang,” tegasnya.
Ekskursi pun dilanjutkan ke The Taj Mahal Palace Mumbai, hotel bersejarah yang dibangun oleh Jamsetji Tata sebagai bentuk perlawanan terhadap diskriminasi rasial kolonial. Tempat ini pernah jadi rumah sakit saat Perang Dunia I, hingga menjadi panggung pidato Mahatma Gandhi dan Lord Mountbatten pada momen kemerdekaan India.
Menutup kunjungan, Fadli Zon menggelar Sawala Budaya bersama Diaspora dan Perwakilan RI di Wisma Konjen RI Mumbai. Dalam dialog hangat tersebut, ia menegaskan komitmen Kementerian Kebudayaan untuk menjadikan budaya sebagai kekuatan utama Indonesia di mata dunia.